Bisnis.com, JAKARTA - PT Honda Prospect Motor (HPM), pabrikan mobil Honda di Indonesia, menyatakan adanya penurunan permintaan ekspor kendaraan secara utuh atau completely built up (CBU) sekitar 12 persen pada tahun ini.
Yusak Billy, Business Innovation and Marketing & Sales Director HPM, mengatakan pengurangan pasokan ekspor itu datang dari Filipina dan Vietnam, selaku negara tujuan utama pengapalan HPM.
"Di tahun ini memang dari kedua negara tersebut menurunkan permintaannya sekitar 12 persen, dari sekitar 6800-an unit pada 2019 ke 6000-an unit pada 2020," kata Billy saat dihubungi Bisnis, Rabu (15/4/2020).
Dia mengatakan keputusan yang diambil kedua negara tersebut dilandaskan pada melemahnya permintaan dalam negeri akibat virus corona penyevab Covid-19. Kebijakan Filipina untuk mengkarantina wilayah atau lockdown juga dinilai memengaruhi permintaan pasar.
Sementara itu, Billy mengemukakan bahwa pada bulan ini, Honda berencana mengapalkan sekitar 600 unit CBU Honda Brio ke Filipina dan Vietnam. Hal itu disebabkan karena Brio masih dinilai cukup kompetitif bersaing di pasar domestik kedua negara itu.
Honda Brio menjadi pendorong utama dalam peningkatan nilai ekspor yang diraih HPM pada 2019. Saat itu, HPM mencatatkan nilai ekspor Rp3,47 triliun atau meningkat sekitar 24 persen dari 2018 yakni Rp2,8 triliun.
Baca Juga
Mengutip data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), total ekspor CBU Honda sepanjang tahun lalu mencapai 6.847 unit dengan negara tujuan Filipina dan Vietnam.
Sementara itu, total ekspor secara terurai atau completely knocked down (CKD) pada periode yang sama mencapai 378.347 unit, naik tinggi dari capaian 2018 yang mencatatakan 58 unit.