Bisnis.com, JAKARTA – Penjualan Ford Motor Co di China pada 2019 tercatat menurun 26,1% secara tahunan. Penurunan penjualan ini merupakan yang ketiga kalinya dalam 3 tahun terakhir bagi pabrikan asal Amerika Serikat itu.
Dikutip dari Reuters, Senin (13/1/2020), penjualan Ford di China mencapai 147.473 unit pada kuartal IV/2019. Dibandingkan kuartal IV/2018, penjualan ini menurun 14,7%. Kinerja di bulan ke-12 ini membuat total penjualan Ford mencapai 567.854 unit, turun 26,1% secara tahunan.
Kinerja in tentu bukan prestasi yang dapat dibanggakan, justru menjadi tanda bahaya bagi perusahaan tersebut. Pasalnya, kinerja pada 2019 hanya melanjutkan tren penurnan yang mencapai 6% pada 2017, dan 37% pada 2018.
Presiden Ford China Anning Chen mengatakan bahwa 2019 merupakan periode yang penuh tantangan. Meski begitu, penjualan Ford di segmen medium ke atas mulai stabil pada periode ini. Penurunan di segmen mobil murah juga mulai melambat pada paruh kedua tahun lalu.
“Tekanan lingkungan eksternal dan tren penurunan voluma di industri ini akan berlanjut hingga 2020, dan kami akan berupaya untuk memperkuat lini produk kami dengan produk yang lebih sesuai untuk konsumen, meningkatkan pengalaman konsumen untuk memitigasi tekanan eksternal, dan menambah jaringan dealer,” katanya.
Ford berencana merilis lebih dari 30 model baru di pasar China dalam 3 tahun ke depan. Sepertiga dari total mobil ini ditargetkan merupakan model mobil listrik. Ford juga berencana melokalkan managemen mereka dengan menambah staf dari warga negara China serta meningkatkan hubungannya dengan sejumlah mitra perusahaan patungan di negara itu.
Adapun, pada kuartal terakhir tahun lalu, Ford merilis sejumlah model seperti Lincold Corsair dan Ford Escape. Model tersebut diklaim berhasil mendatangkan pesanan yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya.
Di China, Ford melakukan produksinya melalui kerja sama dengan Chongqing Changan Automobile Co. Ltd dan Jiangling Motors Corp Ltd. Ford juga memiliki kemitraan dengan Zotye Automobile Group untuk bersaing di pasar mobil murah.
Sementara itu, pabrikan asal Amerika Serikat lainnya, General Motor Co. sebelumnya menyatakan bahwa penjualannya mencatatkan penurunan sebesar 15% secara tahunan pada 2019, menjadi 3.09 juta unit. Penurunan pada 2019, merupakan yang kedua kalinya dalam 2 tahun terakhir.
Pasar kendaraan roda empat di China diperkirakan akan mengalami kontraksi sebesar 2% pada 2020, melanjutkan tren penurunan dalam 2 tahun terakhir. Asosiasi Pabrik Mobil China (CAAM), memperkirakan hal itu akan terjadi lantaran perlambatan pertumbuhan ekonomi dan perang dagang antara China dan Amerika Serikat.
Sepanjang 2018, lebih dari 28 juta mobil terjual di China. Penjualan ini menurun sekitar 3% dibandingkan tahun sebelumnya. Meski belum ada data resmi, CAAM memperkirakan total penjualan pada 2019 akan mengalami penurunan sebesar 8% dibandingkan tahun sebelumnya.