Bisnis.com, JAKARTA – Harga mobil listrik yang masih tinggi dinilai akan menjadi penghambat tumbuhnya industri mobil listrik bekas di Indonesia dalam waktu dekat.
Presiden Direktur Mobil88 Halomoan Fischer mengatakan bahwa dengan harga yang masih tinggi di kisaran Rp1 miliar, mobil listrik masih terlalu ekslusif. Hal ini membuat potensi pasar tangan kedua untuk mobil listrik saat ini masih jauh sulit berkembang.
“Menurut saya, semua barang yang sudah massal pasti akan murah, tapi kalau masih ekslusif tidak akan murah sih, saya tidak mengerti juga bagaimana membuat mobil listrik itu jadi massal, tapi kalau sudah murah, pasar bekasnya bisa tumbuh,” katanya kepada Bisnis, awal pekan ini.
Dia menuturkan dalam pasar mobil bekas harga menjadi faktor utama konsumen dalam membeli. Mobil bekas dipilih lantaran harganya yang lebih rendah dibandingkan mobil baru.
Jika harga mobil listrik bekas masih lebih tinggi daripada mobil bermesin cetus api yang baru, konsumen akan tetap memilih mobil bermesin cetus api.
Saat ini, lanjutnya, tidak berarti bahwa mobil bekas dengan harga di atas Rp1 miliar tidak memiliki pasar di Indonesia. Namun, menurutnya, mobil-mobil seperti ini memiliki ceruk pasar yang terlalu kecil sehingga Mobil88 tidak berfokus pada pasar tersebut.
“Kami juga jual mobil di atas Rp1 miliar, tapi tidak akan ramai. Kalau mobil listrik, kita tunggu saja. Menurut saya semuanya suatu hari teknologi akan murah, jadi tunggu waktunya. Entah harganya yang jadi murah atau income orang yang naik,” jelasnya.