Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pabrikan Otomotif Hati-Hati Ubah Harga

PT Toyota Astra Motor (TAM) adalah salah satu pabrikan yang memilih strategi menahan kenaikan harga tidak terlalu tinggi pada tahun ini. Penyegaran yang dilakukan pada model mobil mutiguna kecilnya, Avanza, tidak diiringi dengan kenaikan harga terlalu besar.
Model berpose saat peluncuran New Avanza dan New Veloz di Jakarta, Selasa (15/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam
Model berpose saat peluncuran New Avanza dan New Veloz di Jakarta, Selasa (15/1/2019)./Bisnis-Abdullah Azzam

Bisnis.com, JAKARTA --Kondisi pasar yang lesu membuat pabrikan lebih berhati-hati dalam menerapkan strategi harga pada tahun ini. Sejumlah pabrikan cenderung menahan kenaikan harga produk, sedangkan sebagian lainnya memilih menurunkan harga.

PT Toyota Astra Motor (TAM) adalah salah satu pabrikan yang memilih strategi menahan kenaikan harga tidak terlalu tinggi pada tahun ini. Penyegaran yang dilakukan pada model mobil mutiguna kecilnya, Avanza, tidak diiringi dengan kenaikan harga terlalu besar.

Sejak dirilis pada awal tahun, harga mobil ini juga tidak terlalu mengalami perubahan signifikan. Avanza masih dipasarkan dengan harga Rp191,1 juta hingga Rp221,25 juta. Begitu pula varian Veloz yang masih dipasarkan pada harga Rp215,65 juta hingga Rp239,45 juta.

Executive General Manager TAM Fransiscus Soerjopranoto mengatakan bahwa penentuan harga produk Toyota didasarkan pada kebutuhan konsumen yang dihimpun melalui survei pasar. Dia mengatakan pihaknya berfokus menjaga nilai produk di mata konsumen saat menentukan harga tersebut.

“Dampaknya adalah kenaikan atau penurunan harga, dan tidak jarang harganya sama dengan sebelumnya. Dengan kata lain penghilangan spek [spesifikasi] digantikan dengan spek lain yang dirasakan lebih diperlukan. Jadi kalau untuk Toyota tujuannya bukan harga, tapi lebih ke nilai di mata calon konsumen,” ujarnya kepada Bisnis, belum lama ini.

Dia mengatakan bahwa sejauh ini, TAM tidak melihat lesunya pasar pada tahun ini disebabkan oleh daya beli masyarakat yang melemah. Menurutnya, faktor tahun politik dan kondisi ekonomi global adalah penyebab utama melempemnya pasar pada tahun ini.

Dia mengatakan bahwa TAM lebih berfokus pada produk baru untuk menumbuhkan geliat pasar. Adapun, dari sisi harga, penyegaran produk baru seperti Avanza, tetap dipasarkan dengan nominal yang relatif sama dengan versi sebelumnya.

KENAIKAN HARGA

Pabrikan Otomotif Hati-Hati Ubah Harga

Sementara itu, Daihatsu memiliki strategi yang sedikit berbeda dalam memasarkan model Xenia yang merupakan kembaran Avanza. Sejumlah tipe model ini mengalami kenaikan harga cukup tinggi dibandingkan awal tahun.

Pada awal tahun ini, setelah mengalami penyegaran Xenia dibanderol dengan harga Rp183,35 juta sampai Rp210,45 juta untuk varian Xenia X. Adapun, Xenia X dipasarkan dengan harga Rp207 juta hingga Rp228,95 juta.

Memasuki November 2019, harga mobil itu berubah bervariasi, tergantung pada variannya. Kenaikannya berkisar antara Rp3 juta hingga Rp10 juta. Beberapa model lainnya, tercatat tidak mengalami perubahan harga sama sekali.

Hendrayadi Lastiyoso, Marketing and CR Division Head PT Astra International Tbk.—Daihatsu Sales Operation (AI-DSO), mengklaim kenaikan tersebut hanya dilakukan di awal tahun, sejalan dengan penyegaran yang dilakukan.

“Untuk Xenia memang ada kenaikkan harga, tetapi sampai dengan saat ini kenaikkan itu terjadi hanya di awal tahun saja, yang dikarenakan adanya perubahan produk atau minor change pada awal tahun ini,” katanya kepada Bisnis, Kamis (6/12).

Daihatsu sendiri optimistis dapat meraup 17% pangsa pasar otomotif nasional sekaligus mengamankan posisi kedua sebagai merek terlaris. Kontributor penjualan terbesar penjualan Daihatsu berasal dari Sigra, Gran Max dan Xenia.

PT Honda Prospect Motor (HPM) juga tercatat mengerek harga jual produknya secara berkala pada tahun ini. Salah satu model yang mengalami kenaikan harga adalah mobil Honda Mobilio yang juga bermain di segmen mobil multiguna.

Pada awal tahun, Mobilio yang tersedia dalam varian S, E, dan RS dipasarkan dengan harga Rp194 juta hingga Rp248 juta. Pada November, harga mobil ini mengalami kenaikan bervariasi tergantung variannya, menjadi Rp198,7 sampai Rp254,1 juta.

Direktur Inovasi Bisnis dan Penjualan Pemasaran HPM Yusak Billy mengatakan harga mobilio saat ini mengalami kenaikan sekitar 3% dari harga awal tahun ini. Menurutnya, kenaikan ini dilakukan untuk merespons berbagai faktor biaya operasional dan pajak kendaraan.

Sementara itu, PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) memilih untuk menurunkan harga jual dua produknya yang baru mengalami penyegaran, yakni Mazda 2 dan CX-5. Penurunan harga keduanya dilakukan dengan membuang sejumlah fitur yang dianggap tidak diperlukan.

Direktur Penjualan dan Pemasaran EMI Ricky Thio mengatakan bahwa hal ini dilakukan untuk menyesuaikan dengan daya beli konsumen di Indonesia. Menurutnya, penurunan penjualan pada tahun ini menunjukkan adanya penurunan daya beli konsumen di Tanah Air.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper