Bisnis.com, JAKARTA – Tingginya tarif pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) mobil sedan dinilai menjadi pemicu penurunan penjualan pada tahun ini. Segmen sedan turun paling dalam dibandingkan segmen lain.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil penumpang pada Januari—Agustus 2019 mencapai 508.101 unit, turun 12,96% dibandingkan periode yang sama pada tahun sebelumnya. Adapun, penjualan sedan mencapai 4.047 unit, turun 17,46%.
Vice President of Sales BMW Group Indonesia Bayu Rianto mengatakan bahwa penurunan penjualan itu disebabkan oleh pajak sedan yang lebih tinggi dibandingkan jenis mobil penumpang lainnya. Dia menepis anggapan bahwa pasar Indonesia lebih menyukai mobil dengan kapasitas tujuh penumpang.
“Sebetulnya, ujung-ujungnya di harga, karena harga itu kan jadi satu barometer. Dulu waktu jamannya KBH2 diberi pajak lebih murah, akhirnya laku juga orang bilang pasarnya MPV, tapi KBH2 juga laku kok, jadi harga itu yang jadi momok,” katanya di Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Dia menyatakan bahwa penjualan yang turun itu bukanlah dampak dari melemahnya daya beli masyarakat Indonesia. Hal itu tercermin dari penjualan sedan BMW yang menurutnya tidak turun terlalu dalam.
Kondisi pasar Indonesia, katanya, berbanding terbalik dengan pasar mobil secara global. Dia mengatakan bahwa di luar negeri, bukan mobil MPV yang menguasai pasar, melainkan sedan dan sport utility vehicle (SUV).
Ke depan, menurutnya, pemerintah perlu melakukan harmonisasi tarif pajak kendaraan agar membuat harga jual mobil sedan lebih kompetitif. “Saya pikir sekarang Gaikindo juga sedang berjuang untuk itu, ya mudah-mudahan kalau sudah ada nanti harga sedan turun.”
BMW Group Indonesia baru merilis dua model baru dari dari BMW Seri 7 Long Wheelbase, yakni The New BMW 740 Li Opulence dan The New BMW 730Li M Sport. Penyegaran produk ini diharapkan dapat mendorong penjualan BMW pada segmen sedan.
“Mungkin tidak suddenly memberi dampak kepada penjualan, tetapi kami melalui produk ini ingin menyatakan bahwa produk apapun yang ada di Jerman bisa kami bawa ke Indonesia, dan ini optimisme kami bahwa Indonesia punya market dan potensi yang baik, positif sekali,” ujarnya.