Bisnis.com, JAKARTA – Mercedes-Benz Indonesia masih menunggu aturan turunan kendaraan listrik sebelum lebih masif memasarkan model kendaraan listrik. Sejauh ini, model Mercedes-Benz E 300 e EQ Power yang merupakan hibrida colokan diklaim mendapatkan respons positif.
Deputy Director Sales Operation & Product Management PT Mercedes-Benz Distribution Indonesia (MBDI) Kariyanto Hardjosoemarto mengatakan E 300 e EQ Power telah dibeli oleh konsumen tetapi tidak banyak karena harga yang masih mahal.
"Secara harga masih tinggi, jadi secara jumlah tidak banyak," ujarnya di sela-sela peresmian dealer Nusantara Mercedes-Benz di Jakarta, Kamis (10/10/2019).
Adapun, Mercedes-Benz E 300 e EQ Power merupakan kendaraan plug-in electric vehicle (PHEV) yang dirilis secara resmi pada GIIAS 2019 dengan harga Rp1,8 miliar (off the road).
E 300 e EQ Power mengusung mesin bensin 2.0 liter turbocharged yang mampu menghasilkan 211 hp dan torsi 350 Nm dengan modul hybrid bertenaga listrik 122 hp dan torsi 440 Nm (gabungan kedua sistem menghasilkan output 700 Nm).
E 300 e mampu menempuh jarak 49 km dalam full-electric mode dari baterai bertenaga 13,5 kWh, dengan lama pengisian baterai dari 10 ke 100% kurang dari 2 jam menggunakan charger 7,4 kW, atau kurang dari empat jam saat menggunakan soket rumah standar.
Kariyanto menjelaskan MBDI telah memberikan pelatihan untuk teknisi khususnya di Jakarta sehingga menjamin layanan purnajual termasuk untuk model PHEV.
Mercedes-Benz, katanya, juga memiliki kendaraan listrik baterai murni secara global tetapi masih menunggu aturan turunan kendaraan listrik sebelum memutuskan memasarkan di dalam negeri.
"Perpresnya sudah tapi aturan pelaksanaannya seperti apa," katanya.