Bisnis.com, BATU—Momen libur Lebaran diperkirakan dapat mendongkrak penjualan mobil, terutamaToyota , untuk keperluan beriwisata maupun bersilaturahmi ke keluarga dan kerabat.
Direktur PT Toyota- Astra Motor Darmawan Widjaja mengatakan penjualan mobil Toyota pada Januari mencapai 25.092 unit dengan pangsa pasar sebanyak 30%, sedangkan untuk Low MPV di Januari mencapai 17.205 unit, sedangkan Avanza mencapai 5.568 unit dengan pangsa pasar sebesar 32%.
“Pada Mei, penjualan mobil, terutama Toyota akan mengalami peningkatan pesat bersamaan dengan momen Lebaran bersamaan dengan kebutuhan terhadap mobil baru yang meningkat,” katanya di sela-sela Revitalisasi Booth Toyota di Museum Angkut, Batu, Kamis (28/2/2019).
Khusus Toyota, diperkirakan pada Mei penjualan bisa menembus 36.000 unit karena tingginya permintaan konsumen terhadap mobil pada momen tersebt.
Terkait dengan momen Pemilu, dia menilai, tidak terlalu berpengaruh terhadap penjualan mobil. Hal itu terjadi karena bangsa Indonesia sudah semakin dewasa dalam menyikapi adanya dinamika politik dalam pelaksanaan Pemilu.
Bangsa Indonesia juga telah berpengalaman dalam mengikuti Pemilu, baik Pilpres maupun Pileg. Bahkan Pilpres secara langsung sudah dilakukan tiga kali dan berjalan lancar dan aman sehingga diproyeksikan kondisi sosial-politik tetap kondusif selama pelaksanaan pesta demokrasi dan sesudahnya.
Baca Juga
Jika penjualan mobil di 2019 trennya masih sama dengan 2018, hal itu lebih disebabkan kondisi perekonomian dunia yang masih belum terlalu bergairah yang berdampak pada perekonomian Indonesia.
Namun di Indonesia dengan agresifnya pemerintah membangun infrastrutkur, dia optimistis, akan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi. Pada gilirannya, permintaan mobil juga ikut terangkat meningkat.
Karena itulah, dia optimistis, target penjualan mobil Toyota di tahun ini yang mencapai 360.000 unit dan khusus di momen Lebaran peningkatannya tajam. “Mudah-mudahan bisa mencapai angka itu pada Mei,” ucapnya.
Ada beberapa strategi untuk dapat mendorong pertumbuhan mobil. Salah satunya mengeluarkan produk baru sehingga konsumen menjadi bergairah membeli mobil karena mendapatkan produk baru yang lebih segar.
Toyota sendiri, kata dia, tentu akan mengeluarkan produk-produk baru jika memang pasar memerlukan dan membutuhkan. Intinya peluncuran produk baru ditentukan pasar yang memang membutuhkan produk baru mobil sebagai pendorong mereka untuk memutuskan mobil baru.
Namun pengeluaran produk baru itu tentu saja disesuaikan dengan kebutuhan pasar, sesuai dengan respon pasar. Pilihan itu dilakukan jika pasar memang masih bergairah dalam menyerap produk mobil model baru.
Pertimbangan itu diperlukan karena untuk mengeluarkan produk baru membutuhkan dana yang sedikit sehigga peluncuran produk baru harus benar-benar tepat sasaran.
“Peluncuran produk baru jelas menjadi pilihan untuk mendorong penjualan mobil, selain program-program lainnya,” ucapnya.
Namun jika ekonomi memang melesu, maka peluncuran produk baru menjadi tidak efektif karena respon pasarnya biasa tidak terlalu antusias. Dingin-dingin saja