Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jaguar Land Rover Akan Hentikan Sementara Produksi di Inggris

Merek kendaraan Inggris Jaguar Land Rover (JLR), yang kini dimiliki perusahaan India Tata Motors, mengumumkan rencana penghentian produksi selama sepekan pada April 2019 di pabrik Inggris terkait masalah Brexit.
Ilustrasi/Reuters
Ilustrasi/Reuters

Bisnis.com, LONDON - Merek kendaraan Inggris Jaguar Land Rover (JLR), yang kini dimiliki perusahaan India Tata Motors, mengumumkan rencana penghentian produksi selama sepekan pada April 2019 di pabrik Inggris terkait masalah Brexit.

JLR mengatakan penghentian produksi secara sementara akan berlangsung pada 8-12 April, mempengaruhi tiga pabrik mobil Jaguar Land Rover serta pabrik mesin mereka.

"Kami telah mengonfirmasi tanggal libur tahun ini kepada karyawan di semua lokasi di Inggris. Sebagai bagian dari ini, kami juga telah mengonfirmasi bahwa akan ada tambahan minggu penghentian produksi pada 8-12 April karena potensi gangguan Brexit," kata juru bicara JLR dilansir kantor berita India, Press Trust India, Minggu(27/1/2019).

Inggris akan berpisah dengan Uni Eropa dalam batas waktu yang ditetapkan, 29 Maret 2019, kendati proses yang dikenal sebagai Brexit itu menimbulkan kontroversi.

Dari sektor otomotif, JLR telah memperingatkan berulang kali agar Inggris tidak keluar dari blok ekonomi yang beranggotakan 28 negara. Hal itu berpotensi buruk pada industri otomotif karena dapat mempersulit jaringan rantai pasokan bahan baku dan suku cadang, hingga pada akhirnya akan berimbas pada lapangan kerja.

JLR mempekerjakan kurang dari 39.000 pekerja di sejumlah pabrik di Inggris antara lain Castle Bromwich, Solihull-Wolverhampton, West Midlands, dan Halewood Merseyside.

Rencana penghentian produksi itu mengikuti pengumuman awal bulan ini, saat perusahaan memotong 4.500 tenaga kerja guna menghemat biaya hingga 2,5 miliar poundsterling.

Merek mobil mewah itu bahwa sudah menutup pabrik utamanya di Solihull selama dua pekan pada Oktober 2018, mencerminkan "permintaan yang tidak stabil" di pasar-pasar utama seperti China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper