Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Demi Mobil Listrik, Volkswagen Alokasikan Investasi Rp734 Triliun

Volkswagen pada Jumat (16/11) mengumumkan bakal menghabiskan dana 44 miliar euro (Rp 734,2 triliun) untuk memproduksi mobil listrik, swakemudi dan layanan mobilitas terbaru pada 2023.
Volkswagen ID. dibangun dengan basis platform MEB. /VOLKSWAGEN
Volkswagen ID. dibangun dengan basis platform MEB. /VOLKSWAGEN

Bisnis.com, WOLFBURG - Volkswagen pada Jumat (16/11) mengumumkan bakal menghabiskan dana 44 miliar euro (Rp 734,2 triliun) untuk memproduksi mobil listrik, swakemudi dan layanan mobilitas terbaru pada 2023, dilansir Reuters.

Langkah ini merupakan wujud dukungan Volkswagen sebagai salah satu raksasa otomotif dunia guna memproduksi mobil berteknologi masa depan secara massal.

Produsen mobil itu juga berencana meningkatkan produktivitas pabriknya hingga 30% pada 2025. Mereka akan membangun lebih banyak kendaraan dengan merek berbeda pada jalur perakitan yang sama, kata perusahaan itu.

Langkah itu diharapkan bisa menurunkan rasio belanja modal pada divisi otomotif grup mereka menjadi enam persen dari total pendapatan, mulai tahun 2020 dan seterusnya.

Selain itu, Volkswagen Group China juga akan menggandeng perusahaan mitra pada tahun 2019 untuk berinvestasi senilai 4 miliar euro (Rp66,4 triliun) di China. Investasi itu akan meliputi mobil listrik, layanan mobilitas, dan jaringan pengisian daya cepat, dilansir Xinhua.

Volkswagen akan meluncurkan lebih dari 30 model kendaraan berenergi terbarukan di China dalam dua tahun ke depan. Adapun setengah dari model itu akan diproduksi secara lokal.

Produsen mobil itu diperkirakan akan mengirimkan sekitar 400.000 kendaraan ke pasar China pada 2020. Jumlahnya diperkirakan akan melonjak menjadi sekitar 1,5 juta kendaraan pada 2025.

Mobil listrik Volkswagen buatan China tetap menggunakan platform MEB seperti yang diterapkan di Eropa. Mobil-mobil itu akan diproduksi di dua pabrik, FAW-Volkswagen dan SAIC Volkswagen, pada 2020.

Mereka juga menggandeng mitra lokal untuk membangun jaringan pengisian daya listrik cepat di China mulai 2019.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Yudi Supriyanto
Editor : Fatkhul Maskur
Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper