Bisnis.com, TANGERANG—PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia menyatakan kendaraan bermotor mobil diesel yang diproduksinya siap dengan bahan bakar biosolar dengan kadar fatty acid methyl ester (Fame) 20% alias B20.
Direktur Administrasi, Korporasi, dan Hubungan Eksternal PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Bob Azam, mengatakan pihaknya telah melakukan uji coba penggunaan B20 terhadap Toyota Kijang Innova diesel dan Toyota Fortuner diesel.
Hasil uji coba yang dilakukan sejak 2015 silam menunjukkan bahwa bahan bakar tersebut aman dan tidak berdampak pada penurunan kinerja mesin. Uji coba dilakukan bersama dengan PT Pertamina melalui serangkaian test drive sepanjang 100.000 kilometer (km).
“Hasil uji coba yang kami lakukan sejak 2015 tidak menemukan masalah pada penggunaan bahan bakar B20,” kata Bob di sela-sela Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018.
Oleh karena itu, dia menjelaskan, pelanggan atau konsumen Toyota tidak akan mengalami hambatan dengan rencana kebijakan pemerintah memperluas penggunaan B20.
Seluruh mobil penumpang dengan mesin diesel yang diproduksi TMMIN tetap memiliki kinerja yang handal dan aman saat mengonsumsi bahan bakar B20. Perawatan dan efisiensi konsumsi bahan bakar B20 sama dengan penggunaan bahan bakar solar. “Kinerja mesin tidak terganggu. Begitu juga dengan perawatan, tidak ada yang perlu ditambah,” katanya.
Baca Juga
Dia menambahkan, saat ini TMMIN memroduksi kendaraan medium multipurpose vehicle (MPV) Toyota Innova dan medium sport utility vehicle (SUV) Fortuner diesel untuk pasar domestik dan luar negeri.
Terdapat 4 varian Toyota Innova diesel yang dipasarkan di Indonesia dengan menggunakan mesin 2.400 cc, yakni tipe G manual, G A/T, V manual, dan V A/T. Adapun varian Fortuner adalah Fortuner 4x2 dan 4x4 tipe VRZ dan G.
Dalam pembukaan ajang GIIAS 2018, Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menegaskan industri otomotif siap mengimplementasikan penggunaan biosolar dengan kadar fatty acid methyl ester (Fame) 20% alias B20 sesuai dengan standar Euro yang ditetapkan.
Ketua Umum Gaikindo Yohannes Nangoi mengatakan industri otomotif siap membantu pemerintah untuk menghemat devisa. “Pada kesempatan ini, kami ingin menegaskan kembali bahwa kami siap B20 sesuai dengan standar Euro yang ditetapkan pemerintah,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan jika industri otomotif sudah siap dengan B20 maka yang lain pasti siap. “Karena teknologi yang paling complicated di otomotif,” tuturnya.