Bisnis.com, JAKARTA--Pelaku industri otomotif mengaku siap memproduksi kendaraan bermesin bensin dengan standar emisi Euro 4 terhitung mulai Oktober 2018. Dari sisi pabrikan tidak ada kendala berarti untuk hijrah ke mesin dengan standar Euro 4.
Head of MMC Sales and Marketing Group PT PT Mitsubishi Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Imam Choeru Cahya, Mitsubishi siap memproduksi kendaraan dengan standar Euro 4 pada Oktober mendatang. Semua kendaraan yang keluar dari MMKSI sejak Oktober akan menggunakan mesin standar Euro 4.
"Kan untuk bermesin bensin mulai Oktober, semua kendaraan termasuk Mitsubishi," ujarnya di Tangerang, Jumat (3/8/2018).
Pada pembukaan Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2018, pemerintah bersama pelaku otomotif telah mendeklarasikan memulai era Euro 4.
Ketetapan Euro 4 diatur dalam Keputusan Menteri LHK No.20/2017 tentang Baku Mutu Emisi Gas Buang Kendaraan Bermotor di mana sejak Oktober 2018 seluruh kendaraan bermotor yang menggunakan bahan bakar bensin harus sudah memenuhi standard emisi gas buang setara dengan Euro 4.
Secara terpisah, Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM) Fransiscus Soerjopranoto mengatakan, sejak Oktober ke depan semua kendaraan produksi Toyota akan memenuhi standar Euro 4. "Oktober ke depan. Aman itu," ujarnya.
Baca Juga
Penerapan B20
Di sisi lain, terkait penerapan B20, Imam mengatakan MMKSI juga siap mengimplementasikan kesepakatan B20 sesuai permintaan pemerintah. MMKSI telah melakukan beberapa uji coba kendaraan menggunakan B20 dan tidak mengalami masalah.
"Dari sisi kami B20 sudah kami tes, dari hasil tes tidak ada masalah yang terlalu signifikan, tidak ada masalah mesin," paparnya.
Head of Corporate Communication BMW Group Indonesia Jodie O'tania mengatakan, BMW Group Indonesia sejauh ini tidak menyarankan pengguna BMW untuk mengunakan B20. Batas toleransi mesin BMW ialah B7 dan itu berlaku secara global.
"Kami tentu mendukung kebijakan pemerintah karena pasti ada riset sebelumnya," ujarnya.
Jodie melanjutkan, penerapan standar Euro 4 sangat tergantung pada kualitas bahan bakar. Selain itu, tempat pengujian emisi juga harus berstandar internasional dan dalam jumlah yang memadai.
"Kualitas bahan bakar itu sangat penting, dan pada saat kita bicara pajak nanti, tempat pengujiannya harus standar internasional dan dalam jumlah memadai," tambahnya.