Bisnis.com, JAKARTA – PT Sokonindo Automobile, agen pemegang merek DFSK di Indonesia, menargetkan break even point (BEP) atau balik modal pada tahun kelima. Sebelumnya perusahaan sudah menggelontorkan US$150 juta untuk mendirikan pabrik perakitan di Serang, Banten.
“Itu dengan perhitungan investasi awal. Belum yang setelahnya untuk membangun pabrik mesin,” kata Alexander Barus, CO-CEO Sokonindo kepada Bisnis.
Sokonindo, perusahaan patungan antara Sokon Group Company Limited asal Hongkong dengan PT Kaisar Motorindo Industri sudah menyiapkan dana tambahan US$150 juta untuk pengembangan selanjutnya. Perusahaan belum memberikan detil soal pemanfaatan modal tersebut.
Namun Alexander mengatakan bahwa saat ini tengah merampungkan fasilitas produksi mesin. Proses pembangunan tuntas akhir tahun ini dan produksi akan dimulai awal tahun depan. "Kuncinya itu di mesin. Kalau sudah punya itu bisa leluasa melakukan pengembangan di Indonesia," katanya.
Keberadaan pabrik mesin juga akan menjadi tonggak penting untuk Sokonindo Automobile mengincar pasar Asia Tenggara. Seperti diketahui, saat peluncuran perdana Glory 580 di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2018, Alexander menyatakan pabrik Indonesia akan menjadi basis produksi setir kanan. Sejauh ini Amerika Serikat dan China menjadi basis produksi dunia untuk setir kiri.
Menurutnya, pasar kendaraan bermotor roda empat dengan setir kanan terbuka lebar. Dunia ini terbagi antara yang menggunakan kebijakan posisi roda kemudi di bagian kanan dengan kiri. “Kami akan ekspansi pasar ke Asia Tenggara, lalu ekspor pasar global,” ujarnya.
Baca Juga
Sementara itu fasilitas produksi yang mulai aktivitas Mei 2017 ini mencakup pencetakan plat baja (stamping), pengelasan (welding), pengecatan (painting), perakitan (assembling) serta proses kontrol kualitas (quality control). Pabrik ini memiliki kapasitas maksimum 50.000 unit per tahun.
Dia melanjutkan tahun ini pabrik DFSK belum mencapai kapasitas produksi maksimal. Diperkirakan utilisasi pabrik baru mencapai 30%. “Kami inginnya itu nanti kalau sudah maksimal [kapasitas produksi] 50-50, 50% produksi untuk domestik, setengahnya lagi untuk ekspor,” kata Alexander.
Saat ini Sokonindo mengandalkan satu model kendaraan penumpang yang bermain di kategori sport utility vehicle (SUV) dan kendaraan niaga pikap.
Menurut Director of Sales Centre Sokonindo Franz Wang, mobil dengan ground clearance tinggi akan menjadi incaran utama konsumen otomotif Tanah Air dalam beberapa tahun ke depan. Hal itu seiring dengan pertumbuhan perekonomian di negara ini.
“Kalau Anda pelajari banyak pasar di negara lain, konsumen pertama beli mobil kecil, saat ekonomi tumbuh, lalu beli mobil yang lebih besar,” kata Wang.