Bisnis.com, JAKARTA – Hyundai Motor Co. dan anak usaha Volkswagen AG, Audi berencana untuk bekerja sama dalam pengembangan kendaraan dan berbagi lisensi paten untuk "memimpin standar industri" pada mobil berbahan bakar hidrogen.
Perjanjian dengan rentang waktu tahunan ini mencakup kerja bersama pada berbagai komponen, demikian mengutip Bloomberg, Senin (25/6/2018).
Selama beberapa waktu ini fuel cell atau hidrogen terbilang tertinggal di belakang gaung kendaraan listrik. Satu di antaranya adalah karena harga baterai lithium-ion yang menjadi sumber tenaga mobil listrik telah turun. Selain itu beberapa negara mulai mengaktifkan stasiun penyedia listrik umum (SPLU) untuk pengisian daya.
Menurut beberapa penelitian, mobil berbahan bakar sel memiliki jarak tempuh lebih panjang dan waktu pengisian lebih pendek. Hal ini menjadikannya memiliki nilai investasi lebih.
Kepala Penelitian Bahan Bakar Sel Hyundai Kim Sae-hoon mengatakan kemitraan antara salah satu produsen mobil terbesar dunia dan Audi, produsen mobil mewah terbesar ketiga, akan mendorong minat para pembuat kebijakan. Lebih lanjut, ini akan membantu mendorong investasi pada bidang infrastruktur.
Sementara itu Audi, yang telah memimpin pengembangan sel bahan bakar dalam grup Volkswagen, mengatakan pada Maret lalu merencakan untuk mengenalkan produknya pada 2020 untuk produksi terbatas. Bersamaan dengan Hyundai, di antara produsen mobil pertama yang memproduksi kendaraan bertenaga sel bahan bakar secara massal.
Baca Juga
Sebagai catatan, Audi menginvestasikan 40 miliar euro atau sekitar US$ 46 miliar untuk pengembangan mobil listrik dan swakemudi. Rencananya produk perdana akan diluncurkan pada 2025.
"Sel bahan bakar adalah bentuk yang paling sistematis dari penggerak listrik dan dengan demikian merupakan aset yang kuat dalam portofolio teknologi kami," kata Anggota Dewan Audi Peter Mertens.
Adapun, seperti kendaraan listrik, dukungan dari pembuat kebijakan sangat penting karena mobil bahan bakar sel tidak akan menjadi pilihan utama tanpa investasi infrastruktur pengisian hidrogen. Dalam hal itu California, Amerika Serikat telah menghabiskan sekitar US$100 juta untuk membangun stasiun dalam beberapa tahun terakhir.
Di belahan dunia lain, pemerintah Perancis mengatakan bulan ini akan menghabiskan 100 juta euro untuk subsidi kendaraan dan produksi bahan bakar yang lebih bersih pada tahun 2023.
Hyundai Motor Group berusaha mengembangkan FCEVs yang melebihi harapan kendaraan bertenaga tradisional, dalam hal keamanan, keandalan, jangkauan dan spesifikasi. Grup ini semakin memperkuat kepemimpinan globalnya dengan SUV bertenaga hidrogen baru, NEXO, dengan peningkatan jangkauan dan efisiensi bahan bakar.
NEXO hadir dengan daya motor 120kW, 20% lebih baik dari pendahulunya Tucson Fuel Cell (juga dikenal sebagai ix35 Fuel Cell). NEXO dibangun di atas platform sel bahan bakar baru, yang memberikan kekuatan yang lebih besar dan dinamika berkendara yang lebih baik daripada FCEV generasi sebelumnya.