Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Tersangkut Skandal Uji Emisi, Pimpinan Audi Ditahan

Pucuk pimpinan produsen Audi, Rupert Stadler, ditahan terkait skandal pemasangan perangkat ilegal untuk memanipulasi emisi kendaraan.
CEO dan Chairman Audi Rupert Stadler ketika menghadiri Global Summit di International Telecommunication Union (ITU) di Jenewa, Swiss, pada 2017./Reuters-Denis Balibouse
CEO dan Chairman Audi Rupert Stadler ketika menghadiri Global Summit di International Telecommunication Union (ITU) di Jenewa, Swiss, pada 2017./Reuters-Denis Balibouse

Bisnis.com, JAKARTA -- Pucuk pimpinan produsen Audi, Rupert Stadler, ditahan terkait skandal pemasangan perangkat ilegal untuk memanipulasi emisi kendaraan.

Pihak berwenang Jerman mengatakan Stadler ditahan untuk mencegah kemungkinan dia merusak atau menghilangkan barang bukti. Stadler dijadwalkan akan menjalani pemeriksaan di Muenchen sebelum Rabu (20/6/2018) setelah dia berkonsultasi dengan pengacaranya.

Selain Stadler, otoritas setempat juga menahan seorang eksekutif lain yang sudah diperiksa pekan lalu terkait skandal Dieselgate, sebagaimana dilansi BBC, Selasa (19/6).

Keduanya dituduh bertanggung jawab dalam pemasangan perangkat untuk kepentingan memanipulasi emisi Audi yang dipasarkan di Eropa, meski keduanya tahu emisi sebenarnya dari produk mereka lebih tinggi dibanding hasil uji coba.

Seorang juru bicara Audi mengatakan asas praduga tidak bersalah harus ditegakkan dalam kasus Stadler. 

Volkswagen, perusahaan induk yang memiliki Audi, mengukuhkan bahwa Rupert Stadler ditahan.

Skandal emisi kendaraan roda empat mencuat tiga tahun lalu, tepatnya September 2015, ketika ditemukan mobil-mobil yang dipasangi perangkat khusus dengan tujuan memanipulasi hasil uji emisi. Perangkat itu pertama kali ditemukan di mobil Volkswagen, lalu merembet ke Audi.

Bulan lalu, Audi mengakui bahwa 60.000 unit model A6 dan A7 yang bermesin diesel mempunyai masalah emisi.

Jumlah tersebut belum termasuk 850.000 unit yang ditarik dari pasaran oleh Audi pada 2017. Hanya sebagian dari jumlah itu yang memerlukan modifikasi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Annisa Margrit
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper