Bisnis.com, JAKARTA—Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia menilai ada dua kemungkinan penjualan ritel kendaraan niaga bus mengalami penurunan pada kuartal pertama 2018 dibandingkan periode yang sama tahun lalu, salah satunya kapasitas overload karoseri.
Ketua I Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Jongkie D. Sugiarto menuturkan, kapasitas overload pada perusahaan karoseri dapat membuat penjualan sasis bus terhambat. Menurutnya perusahaan bus akan menunda membeli sasis terlebih dahulu jika pabrik karoseri penuh.
“Kalau pabrik karoseri sedang overload, pasti penjualan bus chasis juga terhambat karena perusahaan bus tidak mau beli chassis dulu – karena tidak bisa dibuat di karoserinya,” kata Jongkie kepada Bisnis, Rabu (2/5/2018).
Sementara kemungkinan lainnya adalah ketersediaan sasis bus yang kurang dan membuat penjualan pada kuartal pertama lebih rendah dibandingkan dengan Januari-Maret 2018.
Menurutnya, ketersediaan sasis bus yang kurang kemungkinan dapat terjadi lantaran agen pemegang merek (APM) belum melakukan pengapalan dari luar negeri ke Indonesia atau pengapalan yang dilakukan belum sampai.
Kemudian, penjualan ritel kendaraan niaga bus juga ada kaitannya dengan trayek dari pemerintah. Pada kuartal kedua tahun ini, dia mengungkapkan, Gaikindo berharap penjualan kendaraan niaga bus dapat kembali normal.
Baca Juga
Dalam data Gaikindo, penurunan penjualan ritel kendaraan niaga bus mencapai 20,70% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Gaikindo mencatat, total penjualan ritel kendaraan niaga bus hanya mencapai 908 unit sepanjang Januari-Maret 2018. Sementara itu, penjualan pada periode yang sama tahun lalu mencapai 1.145 unit.