Bisnis.com, JAKARTA—Para pelaku usaha otobus menahan diri untuk melakukan pembelian kendaraan niaga bus pada kuartal pertama tahun ini lantaran melihat tidak ada kepastian mengenai keuntungan yang didapat menjelang Lebaran.
Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengungkapkan, terdapat beberapa penyebab yang membuat para pelaku usaha otobus tidak melakukan pembelian kendaraan niaga tersebut pada kuartal pertama tahun ini.
Penyebab pertama adalah tingkat keterisian atau okupansi bus diprediksi mengalami penurunan meskipun menjelang Lebaran. Penurunan okupansi dapat terjadi lantaran libur antara lebaran dan anak sekolah berbarengan dan mudik gratis yang diadakan oleh pemerintah dan beberapa pihak.
"Prediksi Lebaran ini okupansi drop karena liburannya Lebaran dan anak sekolah nempel," kata Kurnia kepada Bisnis, Rabu (2/5/2018)
Dia menuturkan, prediksi penurunan tingkat okupansi menjelang Lebaran tahun ini lebih dari 30% dibandingkan dengan periode Lebaran tahun lalu. Kondisi bisnis yang tidak menguntungkan tersebut membuat para pelaku usaha otobus menahan diri untuk melakukan ekspansi.
Penyebab kedua adalah kekosongan stok beberapa sasis seperti Hino R260 & Mercedes-Benz OH 1526 yang juga menjadi salah satu penyebab para pelaku usaha otobus tidak melakukan pembelian.
Baca Juga
Dia menuturkan, kedua sasis tersebut biasanya digunakan oleh para pelaku usaha otobus untuk bus antarkota antarprovinsi (AKAP) dan pariwisata.
Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia mencatat penurunan penjualan ritel kendaraan niaga mencapai 20,70% pada kuartal pertama tahun ini dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Gaikindo mencatat, total penjualan ritel kendaraan niaga bus hanya mencapai 908 unit sepanjang Januari-Maret 2018. Sementara itu, penjualan pada periode yang sama tahun lalu mencapai 1.145 unit.