Bisnis.com, JAKARTA - Belasan bus klasik lintas generasi terpajang pada pameran Classic N Unique Bus 2018 di JIExpo Kemayoran pada 22-24 Maret 2018.
Deretan kendaraan bertubuh bongsor itu diklaim masih sanggup beroperasi dan laik jalan walaupun kegunannya sebatas keperluan tertentu.
Guna memastikan bus-bus tersebut tetap bekerja baik tentunya memerlukan perawatan khusus, baik interior dan eksterior guna mempertahankan desainnya yang ikonik, serta fungsi mesin sebagai jantung penggerak.
Seorang teknisi senior Perum DAMRI Suranto mengatakan untuk merawat bus lawas memang memerlukan perhatian ekstra, terutama di bagian mesin karena komponennya sudah tua dan sulit mendapatkan sukucadang apabila terjadi kerusakan.
"Yang paling sulit dicari bagian elektrik dan mesin karena sudah tua. Blok mesin sudah tua begini sudah tidak diproduksi lagi," kata Suranto di JIExpo Kemayoran, Kamis (22/3/2018).
"Selain bagian blok mesin, kelistrikan seperti dinamo ampere dan dinamo starter karena masih model lama," katanya.
Baca Juga
Ia menjelaskan apabila sukucadang itu tidak temukan, maka terpaksa menggunakan parts dari merek lain yang modelnya mendekati."Tapi kalau sudah kesulitan, ya pakai merek lain yang sama. Mungkin dibawa ke bengkel untuk dibuat yang seperti itu," katanya.
Selain itu, periode pergantian pelumas bus klasik juga dipercepat dibandingkan model bus masa kini supaya komponen mesin tetap awet.
"Jika bus pada umumnya 20.000 kilometer, bus lawas maksimal 10.000 kilometer sudah harus ganti. Lebih baik ganti oli cepat daripada mesin yang kena aus," katanya kemudian menambahkan hal lain yang perlu diperhatikan setelah mesin adalah kondisi suspensi, ban, dan rem.
DAMRI membawa dua unit bus klasik pada pameran itu antara lain Mercedes Benz 1988 dari Bandung dan Mercedes Benz Vario 1996 dari Purworejo.