Bisnis.com, JAKARTA – Toyota Motor Co berencana menggelontorkan US$2,8 triliun untuk mengembangkan perangkat lunak otomasi untuk kendaraan bermotor. Perusahaan saat ini tengah mencari metode yang dapat diandalkan untuk membuat jutaaan coding komputer.
Perusahaan otomotif Jepang ini juga sedang berkompetisi dengan perusahaan besar lain dan juga pendatang baru di dunia otomotif, Waymo milik induk perusahaan Google, Alphabet Inc. James Kuffner, selaku pemimpin proyek otomasi Toyota mengatakan akan segera merekrut 1.000 ahli program di seluruh dunia.
“Kami bukan hanya menggandakan, tapi mengkalikan 4 dalam hal biaya. Saat ini sudah hampir US$4 triliun yang Toyota keluarkan agar memiliki perusahaan otomotif kelas dunia dalam hal perangkat lunak,” kata Kuffner, mengutip Bloomberg, Selasa (6/4/2018).
Terkait hal itu, Toyota membuat perusahaan patungan di Tokyo bersama dua pemasok. Pekan lalu, Kuffner menyebut perusahaan tersebut sebagai Toyota Research Institute — Advanced Development.
Adapun Toyota pada awalnya menginvestasikan US$1 triliun untuk memulai proyek otomasi pada 2015. Saat ini dua pemasok komponen otomotif besar, Denso dan Aisin Seiki telah bergabung dengan saham 5% dalam proyek Toyota tersebut.
Sementara itu Kuffner bersama tim terus berupaya memecahkan semua masalah terkait otomasi dalam berbagai macam skenario. Toyota memvalidasi semua hal sebelum melepas teknologi ini ke publik.
Kuffner berharap otomasi akan dapat dipamerkan Toyota pada Tokyo Olympics 2020. Teknologi tersebut akan disematkan pada kendaraan yang dijual saat ini. “Ide utamanya adalah kami membuat perangkat lunak yang bisa diandalkan, yang tidak akan menyebabkan kecelakaan,” kata Kuffner.
Pada bulan lalu, perusahaan mengenalkan Lexus LS 500. Sedan ini sudah mampu bermanuver dan melakukan pengereman saat ada pejalan kaki muncul tiba-tiba dalam sekejap mata.
Sebelumnya di ajang Consumer Electronics Show yang digelar di Nevada, Senin (8/1/2018), President Toyota Motor Corporation Akio Toyoda mengumumkan rencana pabrikan mobil terbesar kedua yang dipimpinnya itu untuk memulai menguji coba ePalette, yakni mobil konsep terbaru yang sepenuhnya otonom, di sejumlah kawasan, termasuk Amerika Serikat di awal 2020-an.
Mobil ini akan hadir dalam tiga pilihan: bus, shuttle, dan kendaraan kecil.