Bisnis.com, JAKARTA – Kehadiran produk baru menjadi tumpuan pasar kendaraan penumpang tahun lalu. Tanpa itu, penjualan ritel akan tertekan semakin dalam.
Para diler pun berharap tahun ini pabrikan otomotif akan semakin banyak meluncurkan produk baru. Namun, yang perlu dicatat adalah mobil anyar yang sesuai dengan kondisi sehingga bisa melakukan penetrasi dengan baik.
Seperti yang diutarakan Dedi Tedja, Komisaris Deta Group, produk baru menjadi magnet kuat bagi konsumen pada tahun lalu. “Kalau tidak termasuk Xpander, [penjualan ritel] turun. Tapi dibantu Xpander, penjualan naik fantastis,” katanya kepada Bisnis, Selasa (30/1/2018).
Deta Group saat ini memiliki 35 diler Mitsubishi yang tersebar di beberapa wilayah Indonesia. Sedikitnya Xpander menyumbang 1.000 unit per bulan sejak diluncurkan medio 2017 ke pembukukan perusahaan.
Dedi menjelaskan tahun lalu kelihatan betul ekonomi tidak terlalu baik di pasar ritel. Sebab itu segmen yang bergerak adalah mobil kecil serbaguna (LMPV), karena bisa digunakan untuk keluarga dan usaha.
Berdasarkan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan ritel sepanjang 2017 tampak stagnan. Apabila dibandingkan dengan 2016, tahun lalu ditutup dengan turun 0,36% menjadi 1.069.674 unit.
Meskipun tampak stagnan, sebenarnya pasar secara keseluruhan terbantu oleh kendaraan niaga yang permintaannya naik signifikan. Sementara itu kendaraan penumpang terlihat sangat lesu. Hal ini sangat terlihat dari capaian duo raksasa otomotif yang berada di bawah bendera Astra.
Penjualan ritel PT Toyota Astra Motor (TAM) tahun lalu turun 4,62% menjadi 371.270 unit. Sementara itu PT Astra Daihatsu Motor (ADM) merosot 3,62% menjadi 185.240 unit.