Bisnis.com, TOKYO - Kementerian Transprtasi Jepang membentuk satuan tugas untuk menyelidiki proses pengecekan akhir pada setiap kendaraan yang dijual di dalam negeri.
Pembentukan tim tersebut dilakukan setelah ditemukan adanya kesalahan dalam proses pemeriksaan akhir yang melibatkan dua produsen Nissan Motor Co dan Subaru Corp.
Kedua perusahaan tersebut telah gagal mematuhi prosedur pemeriksaan akhir selama beberapa dekade, di mana petugas oemeriksa tidak memiliki sertifikasi yang sesuai.
"Kami ingin memastikan transparansi dalam proses pemeriksaan akhir kendaraan," kata Kenichi Hayashi, wakil direktir departemen persetujuan kementerian tersebut seperti dikutip dari Reuters, Senin (21/11/2017).
Tim khusus yang diisi oleh pejabat kementerian serta para akademisi itu akan melihat bagaimana inspeksi dilakukan oleh masing-masing produsen kendaraan.
Bulan lalu, Nissan melakukan recall untuk 1,2 juta kendaraan di Jepang setelah menemukan bahwa para inspektur yang tidak bersertifikat di sebagian besar pabriknya di Jepang selama beberapa dekade.
Baca Juga
Sementara itu, Subaru telah mengatakan bahwa selama lebih dari 30 tahun inspeksi akhir kendaraan dilakukan oleh inspektur yang tidak terdaftar sebagai teknisi bersertifikat. Perusahaan berencana untuk menarik sekitar 400.000 kendaraan di Jepang bulan ini.