Bisnis.com, JAKARTA - Sepekan pasca melakukan test drive Honda BR-V di Bali, seorang tetangga saya sengaja datang ke rumah. Dia rupanya penasaran dengan Honda BR-V, crossover terbaru milik Honda tersebut.
Dia adalah pengguna low SUV 7-seater merek lain dan ingin mendapat masukan seperti apa BR-V keluaran Honda.“Emang apa bedanya dengan Mobilio. Kalau lihat dari penampilannya, BR-V ini cuma Mobilio dalam bentuk lain,” katanya.
Pertanyaan ini sebenarnya sudah beberapa kali saya dapatkan. Banyak yang mengatakan jika Honda BR-V hanyalah MPV Honda Mobilio yang “dipompa” sehingga lebih panjang dan lebih tinggi.
Honda BR-V memang memiliki platform yang sama dengan Mobilio. Bahkan jika ditarik lebih jauh, BR-V sebenarnya adalah model ketujuh yang dibangun dengan platform yang sama. Model lainnya adalah hatchback Honda Jazz, entry sedan Honda City, multipurpose vehicle Honda Freed, city car Honda Brio, low MPV Honda Mobilio, dan sport utility vehicle Honda HR-V.
Akan tapi Honda BR-V bukanlah Mobilio, bukan juga Freed atau HR-V. Honda BR-V bukan model lain yang menjalani operasi bedah plastik atau hanya men dapat tambahan aksesoris.
Honda meracik ulang semua bagian Honda BR-V. Honda BR-V E CVT Prestige yang saya coba di Bali adalah tipe tertinggi. Dari tampilan depan, solid wing face menampilkan grille depan yang terlihat kokoh dan menyatu dengan lampu utama.
Tarikan garis dari bagian depan, samping, hingga belakang terlihat tegas. Projector headlamp ditambah LED light guide memberikan aksen sportif. Kesan mewah dan tangguh disematkan Honda lewat shark fin antenna, roof rail, rear combi lamp dan light guide plus chrome exhaust pipe finisher.
Bagian kabin BR-V sangat memanjakan pengemudi dan penumpang. Desain dashboard cukup apik dan fungsional. Susunan panel seperti kisi-kisi A/C, head unit yang sudah dibekali bluetooth, USB, dan AUX, berada di bagian atas dashboad.
Sedangkan pengatur suhu yang sudah menggunakan sistem digital berada di bagian bawah. Di belakang kemudi ada meter cluster dan multi information LCD Display memberikan semua informasi yang dibutuhkan.
Penumpang baris kedua dan ketiga juga mendapat layanan yang sama. Jok tebal dan dibuat pas dengan lekuk tubuh. Sandaran kepala yang bisa diatur ketinggiannya mampu menopang kepala dengan baik. Posisinya yang tinggi membuat penumpang belakang mendapat pandangan yang cukup ke depan.
Oh ya, A/C double blower, juga menambah kenyamanan. Kursi bagian tengah dan belakang sama persis seperti Honda Mobilio, lega dengan legroom lebar. Saya yang memiliki tinggi sekitar 171 cm bisa duduk dengan nyaman.
Bagian belakang juga cukup lega. Metode pelipatan kursi, sliding dan reclining kursi tengah, yang memudahkan jalan masuk ke baris belakang.
Bagaimana dengan performa? Tarikan mesin 1.497cc SOHC dengan tenaga 118,3 hp (120 ps) dan torsi 145 Nm 4600 rpm yang terpasang di BR-V oke punya. Catatan tenaga sama persis dengan yang dimiliki Jazz dan sedikit lebih tinggi dari Mobilio. Sedangkan torsi ketiganya sama.
Memang di bagian bawah terasa cukup berat. Hal ini dimaklumi karena bobot BR-V lebih besar ketimbang Jazz. Tapi jika sudah masuk putaran atas, tenaga seperti tak ada habisnya. Transmisi CVT 6 percepatan berpindah dengan halus. Jika ingin lebih responsif, Anda bisa mempertimbangkan BR-V dengan transmisi manual 6 percepatan.
Handling mobil ini juga oke. Putaran roda kemudi pas berkat electronic power steering. Bodinya yang tinggi tidak mempengaruhi, body roll minim, fleksibel dikendalikan di segala medan.
Ke kedapan kabin juga tidak mengecewakan. Saat melahap tikungan, terasa suspensi sedikit keras karena dibuat untuk untuk mengantisipasi center of gravity yang lebih tinggi.
Dumper atau tingkat kekerasan suspensi yang lebih besar ini membuat BR-V berpotensi lebih limbung saat menikung dibandingkan Mobilio. Tapi saat melaju di jalan bebas hambatan, BR-V patut diacungi jempol.
Selain itu, dibandingkan Mobilio, Honda BR-V menyadur kemampuan SUV dalam hal ground clearance yang cukup tinggi yaitu 201 mm dari permukaan tanah. Kondisi ini membuat BR-V dengan mudah diajak bermanuver. Jika bicara jalan perkotaan dengan lobang atau polisi tidur, tidak akan jadi masalah. Setelah saya jelaskan panjang lebar, tetangga saya tadi berkomentar pendek, “Wah, boleh juga nih,” katanya. (Raju Febrian/CARVAGANZA .COm)