Bisnis.com, TANGERANG— Organisasi Internasional Pemanufaktur Otomotif (OICA) percaya kendaraan berbasis mesin listrik (electric vehicle / EV) bakal jadi masa depan industri otomotif global seiring penjualan yang terus meningkat.
Presiden Organisasi Internasional Pemanufaktur Otomotif (OICA), Yong-Geun Kim, mengakui pasar EV kini belum besar tetapi setiap tahun menunjukkan pertumbuhan. Ini tidak hanya terjadi di negara maju tetapi juga negara berkembang seperti Indonesia.
Oleh karena itu, sekitar lima tahun dari sekarang penjualan EV diyakini bisa mencapai 10 juta unit secara global. Jumlah ini naik lebih dari dua kali lipat target yang dibidik pada 2015.
“Kalau target tahun ini penjualan setara 3% dari total penjualan kendaraan global,” katanya dalam Pameran GIIAS di Tangerang Selatan, Rabu (26/8/2015).
OICA memproyeksikan sepanjang tahun ini bakal laku 3,9 juta unit kendaraan bermesin listrik. Angka ini setara dengan 3% total penjualan kendaraan global sejumlah 96,9 juta unit.
Energi Alternatif
Peralihan era bahan bakar fosil ke energi alternatif seperti gas dan listrik menjadi keharusan. Ini berlaku untuk seluruh negara karena produksi minyak bumi yang terus menyusut. Lambat laun tidak bisa memenuhi kebutuhan bahan bakar minyak (BBM) kendaraan.
BBM juga menghasilkan polusi udara tinggi. Sektor trasportasi sejauh ini menyumbang sekitar 20% emisi gas buang kendaraan secara global. Persentase ini berpotensi semakin besar sejalan dengan kebutuhan kendaraan bermotor yang terus meningkat.
“Beberapa opsi EV adalah hibrida, battery EV, plug-in EV, dan extended rage EV,” ucap Yonh-Geung Kim. Untuk mengebangkan jenis kendaraan ini pemerintah harus proaktif memberikan kebijakan, seperti subsidi dan memfasilitasi ketersediaan infrastruktur penunjang.
Jepang dan China salah satu negara yang memberlakukan insetif fiskal. Di Negeri Sakura diberlakukan subsidi untuk EV dengan maksimum insentif 200.00 – 800.000 yen dan 20% - 50% pembebasan acquisition tax. Demikian pula dengan China dengan insentif 35.000 – 65.000 yuan plus 50% pemotongan acquisition tax.