Bisnis.com, JAKARTA - Saya mendapatkan kabar baik dari Washington, D.C. Amerika Serikat pada akhir Mei. Kali ini datang dari Union of Concerned Scientists (UOCS), satu organisasi ilmuwan yang berupaya untuk menyelesaikan persoalan raksasa, macam perubahan iklim.
Melalui surat elektroniknya, UOCS mengumumkan delapan produsen otomotif global yang tengah meningkatkan kinerja mereka untuk mengurangi emisi gas rumah kaca (GRK).
Di antaranya melalui penguatan teknologi baru dan standar kinerja yang kuat untuk efisiensi bahan bakar. “Produsen mobil mengurangi karbon rata-rata dan emisi asap dibandingkan dengan 1998,” kata Dave Cooke, analis kendaraan dalam laporan terbaru tersebut. “Sudah bertahun-tahun, standar mobil yang bersih, stagnan.”
Laporan Automaker Rangkings 2014: The Environ-mental Performance of Car Companies menyebutkan Hyundai-Kia justru kini menggeser posisi Honda, yang dikenal sebagai salah satu produsen mobil ramah lingkungan selama ini.
Sementara itu, tiga produsen mobil asal Amerika Serikat (AS)—Ford, General Motors dan Chrysler—masih tertinggal: bermasalah dengan emisi, walaupun, ada ruang untuk perbaikan. Produsen lainnya dalam laporan tersebut adalah Toyota, Nissan, dan Volkswagen.
UOCS menyatakan standar emisi yang lebih kuat pada knalpot telah berhasil mengurangi sekitar 87% emisi asap dari rata-rata mobil atau truk sejak 2000. Sementara itu, penurunan emisi dari sektor transportasi global mencapai sekitar 20% sejak 1998.
“Temuan itu menyatakan produsen [Hyundai-KIA] meningkatkan kinerjanya melalui turbo charging dan perampingan mesin pada sejumlah model,” kata Cooke lagi. “Selain itu, juga memperkenalkan versi hibrida kendaraan terlaris mereka, yakni Hyundai Sonata dan Kia Optima.”
Saya kira ini kabar yang menarik. Di tengah-tengah tudingan negatif terhadap sektor transportasi sebagai penyebab polusi udara, laporan UOCS menyembulkan satu harapan.