Bisnis.com, JAKARTA—Persaingan di industri otomotif yang semakin ketat, memaksa PT Toyota Astra Motor (TAM) harus menumpuk stok kendaraan di level ritel. Hal ini mendorong TAM terapkan beberapa strategi baru dalam pemasaran.
Menurut Wakil Presiden Direktur PT TAM Soeparno Djasmin penjualan ritel akan dipacu lebih tinggi melalui gimmick promosi. Namun, diskon yang akan diberlakukan masih dalam angka yang wajar sehingga tidak merusak pasar.
Kepada konsumen TAM pun menjamin kemudahan penjualan, kerja sama dengan value chain Toyota seperti melakukan trade in, pemberian bunga kredit yang menarik, dan pemberian hadiah langsung.
Salah satu strategi penjualan yang diterapkan adalah dengan menggelar bursa otomotif trade in seperti yang dilakukan dealer utama TAM, Auto 2000.
Program yang digelar akhir pekan lalu itu memfokuskan untuk menjual stok mobil keluaran 2013 dengan harga istimewa.
Terbukti, diskon plus hadiah menarik animo konsumen sangat tinggi. Dua hari degelar, jumlah kendaraan yang dijual mencapai 500 unit. Ini melebihi target penjualan yang mematok total 200 unit per hari.
“Membeli mobil itu bukan hanya soal produk dan berapa diskon yang ditawarkan. Toyota memang tidak memberikan diskon besar-besaran seperti yang dilakukan merek lain, tetapi Toyota memberikan kelebihan dalam hal jaringan purna jual dan resale value,” tuturnya akhir pekan lalu.
Soeparno mengatakan, selain karena meningkatnya persaingan, daya beli masyarakat untuk otomotif di tahun politik tidak begitu cerah.
Akibatnya, suplai lebih besar ketimbang penjualan ritel. Hal itu yang menyebabkan terjadinya penumpukan stok hampir di semua merek otomotif.
“Penumpukan di Toyota memang di atas normal, tetapi tidak terlalu parah. Mayoritas di segmen MPV yakni Toyota Avanza. Kami tengah berusaha menormalkan dengan menekan suplai dan memacu penjualan ritel,” katanya.