Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Produsen Otomotif Korsel Belum Yakin Dengan Indonesia

Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto menilai produsen otomotif Korsel belum yakin untuk mengucurkan lebih banyak kapital ke Indonesia.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA – Harapan pemerintah agar Korea Selatan mengucurkan lebih banyak investasi ke Indonesia di bidang otomotif nampaknya masih terhambat kekhawatiran pihak prinsipal.

Ketua I Gaikindo Jongkie D. Sugiarto menilai produsen otomotif Korsel belum yakin untuk mengucurkan lebih banyak kapital ke Indonesia.

Sebetulnya, lanjut Jongkie, ini tak cuma berlaku untuk RI melainkan seluruh negara di kawasan Asia Tenggara.

"Korea masih studi mengenai investasi di Asean. Saya yakin mereka akan masuk, karena pasar di sini terlalu baik untuk ditinggalkan," kata Jongkie.

Keputusan untuk menanamkan investasi di suatu negara tak semata melihat potensi pasar.

Aspek lain yang turut dipertimbangkan, yakni konsistensi peraturan, iklim politik, stabilitas keamanan, serta perkembangan infrastruktur.

Pasar bebas antara Indonesia dan Korea Selatan diharapkan bisa memantik gairah bisnis korporasi asal Negeri Gingseng termasuk di sektor otomotif.

Tapi, soal investasi pabrik kendaraan sepertinya prinsipal Korsel masih gamang.

Kalaupun perundingan Indonesia Korea Comprehensive Economic Partnership Agreement, IK-CEPA mencapai kata sepakat, tak ada jaminan prinsipal Korsel bakal mempercayakan basis produksinya di Tanah Air.

Kini, baru 2 merek Korsel yang masuk ke Indonesia, Hyundai dan Kia, dengan penguasaan 1,3% dari total pasar otomotif nasional pada 2013.

Presiden Direktur PT Hyundai Mobil Indonesia Mukiat Sutikno berharap IK-CEPA dapat menghasilkan win-win solution yang mengakomodir kebutuhan masing-masing negara.

Tetapi, kerja sama ini tak begitu saja menghadirkan komitmen investasi skala besar dari Hyundai, seperti pembangunan pabrik.

"CEPA, kami harap bisa memperbesar peluang otomotif Korsel jadi lebih aktif di Indonesia. Tapi, apakah nanti akan hadir investasi pabrik atau cuma tambahan impor produk terurai, HMI tak masalah," katanya.

Tahun lalu, HMI selaku agen tunggal pemegang merek Hyundai cuma menjual 3.869 unit (dari pabrikan ke diler / wholesales).

Angka tersebut turun sekitar 36% dari 6.042 unit pada 2012.

Wholesales Januari 2014 juga anjlok hingga 60% menjadi 164 unit dari 410 unit pada Januari 2013.

HMI tak menjanjikan prinsipal pusat bakal merespon IK-CEPA berwujud komitmen lokalisasi produksi di Indonesia.

Walau begitu, pasar bebas kedua negara setidaknya bisa membawa lebih banyak produk Hyundai masuk ke Tanah Air.

"Dengan lebih banyak impor CKD (completely knocked down/kendaraan terurai) saja bisa membuat Hyundai lebih kompetitif. Sekarang CKD kami baru satu, Hyundai H-1. Semoga bisa lebih banyak termasuk produk SUV (sport utility vehicle) dan hatchback," tutur Mukiat.

Kalaupun belum bisa menempatkan basis produksi di Indonesia, setidaknya HMI mengupayakan lebih banyak produk Hyundai yang rakitan lokal.

Dibandingkan impor utuh, CKD membuat biaya produksi lebih efisien sekitar 10% - 15%.

Sedangkan bagi PT Kia Mobil Indonesia, pasar bebas RI-Korsel selayaknya membawa dampak positif bagi industri otomotif domestik.

Tapi, setali tiga uang dengan Hyundai, KMI pun tak bisa menjamin komitmen lokalisasi produksi Kia sekalipun CEPA disahkan.

"KMI itu distributor bukan pabrikan atau prinsipal. Soal keputusan untuk investasi pabrik di sini dilakukan langsung dari prinsipal pusat di Korea. Kami sulit mencampuri. Paling hanya bisa memberi informasi yang mereka butuhkan," ucap Direktur Pemasaran KMI Hartanto Sukmono.

Meski serumpun, bisnis Kia lebih bergeliat ketimbang Hyundai.

Tahun lalu KMI tetap mengalami penyusutan wholesales 11,2% menjadi 12.121 unit secara year-on-year.

Pada Januari 2014, terjual 880 unit atau turun 20,8% dari 1.111 unit pada Januari 2013.

Sejauh ini, seluruh produk Kia yang masuk ke Indonesia diimpor utuh atau CBU karena dirasa lebih ekonomis.

"CBU lebih menguntungkan. Tapi, kalau profit kami lebih baik, [peluang] berinvestasi lebih terbuka," ujar Hartanto.

 

Penguasaan Pasar Otomotif Indonesia pada 2013 (Unit)
_____________________________________________
Negara Asal Merek              Jumlah                  Pangsa Pasar

Jepang                                    1,174.931              95,5%

Barat/Eropa                           36.799                    3%

Malaysia                                 1.088                      0,1%

India                                        99                            0%

China                                      997                          0,1%

Korea Selatan                       15.990                    1,3%

Total                                       1.229.904               100%   

Sumber: Gaikindo, diolah

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor : Saeno
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper