Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pajak Sedan Tinggi, Kemenperin Berencana Kaji Ulang

Tingginya PPnBM sedan membuat harga jualnya melambung. Alhasil, pasar sedan di Indonesia tak sekuat segmen mobil penumpang lain sehingga produsen otomotif tidak berminat membangun basis produksi sedan.

Bisnis.com, JAKARTA—Tingginya pajak penjualan atas barang mewah (PPnBM) sedan membuat harga jualnya melambung. Akibatnya, pasar sedan di Indonesia tak sekuat segmen mobil penumpang lain sehingga produsen otomotif tidak berminat membangun basis produksi sedan. 

Direktur Jenderal Industri Unggulan Berbasis Teknologi Tinggi (IUBTT) Kementerian Perindustrian Budi Darmadi mengatakan besarnya PPnBM tersebut membuat harga jual sedan tinggi.

"[Sedan kurang berkembang pesat] karena sistem pajak kita tidak mendukung. Pajak untuk sedan 30% sedangkan kendaraan serbaguna [MPV] cuma 10%. Untuk mengubah tatanan pajak ini tidak mudah tetapi kami berencana untuk itu," ucapnya kepada Bisnis, Senin (25/11/2013).

Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) mencatat total penjualan sedan dari pabrik ke diler (wholesales) sejumlah 30.370 unit selama Januari-Oktober 2013. Komposisinya berasal dari sedan taksi 11.579 unit dan sedan untuk kendaraan pribadi 18.791 unit.

Sempitnya ruang produksi sedan alias station wagon terlihat dari jumlah produksi cuma 4.061 unit sepanjang periode yang sama. Angka ini berasal dari produksi sedan 1.500 cc ke bawah 366 unit, antara 1.500 cc - 3.000 cc sejumah 3.605 unit, dan 3.001 cc ke atas sebanyak 90 unit.

Sekretaris Umum Gaikindo Noergardjito berpendapat sebetulnya minat konsumen terhadap produk sedan di domestik lumayan besar. Tapi karena mahalnya PPnBM membuat calon konsumen banyak yang berpaling ke tipe lain.

"Pasar sedan cukup lumayan apalagi sekarang pertumbuhan ekonomi bagus sehingga buying power naik. Cuma, [lebih banyak yang pilih MPV] karena pajaknya terpaut hingga 20%," tuturnya. 

Kendati pemerintah kelak bersedia memangkas PPnBM station wagon tak bisa dipastikan pangsa pasarnya meningkat pesat. Hal ini hanya bisa dijawab setelah melalui proses analisis menyeluruh dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Editor :

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper