Bisnis.com, JAKARTA—Pebisnis sepeda motor menilai volume penjualan kendaraan roda dua pada tahun ini takkan melampaui pencapain 2011. Selama Januari-September 2011 penjualan menyentuh 6,2 juta unit sedangkan tahun ini baru 5,8 juta unit.
Ketua Bidang Komersial Asosiasi Sepeda Motor Indonesia (AISI) Sigit Kumala berpendapat itu disebabkan kondisi perekonomian serta kinerja sektor industri tak sebaik dua tahun lalu.
"Pada 2011 itu harga komoditi masih bagus dan belum ada aturan mengenai uang muka minimum. Ini berlaku sejak pertengahan 2012, sejak itu pasar turun," katanya kepada Bisnis, Jumat (11/10/2013).
Berdasarkan catatan AISI, penjualan sepeda motor selama Januari-September 2012 hanya 5,4 juta unit atau anjlok 13,32% dari tahun sebelumnya. Kemudian tumbuh lagi sekitar 7,8% pada tahun ini menjadi sekitar 5,8 juta unit.
Pemicu utama yang meredam volume penjualan motor adalah aturan Bank Indonesia yang membatasi uang muka alias DP kredit minimal 25%. Misalnya, untuk membeli motor seharga Rp15 juta dibutuhkan uang muka minimal Rp3 juta padahal sebelumnya cuma kisaran Rp500.000.
"Dengan peratura penaikan uang muka itu yang tadinya cuma Rp500.000 hingga Rp600.000 sekarang menjadi Rp2 hingga Rp2,5 juta, ada peningkatan empat kali lipat, orang jadi harus keluarkan dana lebih untuk beli motor," ucap Sigit.
Sejauh ini AISI tetap pada target semula, penjualan sepeda motor pada tahun ini bakal menyentuh kisaran 7,5 juta unit. Asosiasi pesimistis jumlahnya bisa menyaingi realisasi dua tahun silam.