Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penjualan Motor Juli-Agustus Berpotensi Anjlok

Bisnis.com, JAKARTA—Kinerja penjualan kendaraan bermotor roda dua selama Agustus 2013 tak pelak mengalami tren penurunan dibandingkan Juli. Pendorong utamanya ternyata bukan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar melainkan berkurangnya hari

Bisnis.com, JAKARTA—Kinerja penjualan kendaraan bermotor roda dua selama Agustus 2013 tak pelak mengalami tren penurunan dibandingkan Juli. Pendorong utamanya ternyata bukan depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar melainkan berkurangnya hari kerja efektif lantaran libur lebaran.

Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) menilai penurunan volume penjualan dari Juli ke Agustus di kisaran 27,3%. Artinya, selama Juli penjualan tercatat menyentuh 704.019 unit atau yang tertinggi sepanjang 2013 berpotensi anjlok ke level 550.000 unit.

Ketua Bidang Komersil AISI Sigit Kumala berpendapat tren penurunan sepanjang bulan lalu tidak terlalu dipengaruhi pelemahan rupiah. Sebab, kurs menyentuh Rp11.000-an per dolar AS baru mulai sejak pertengahan pekan ketiga Agustus.

"Penurunan penjualan Agustus lebih ke masalah hari kerja. Liburnya itu hampir 2 pekan. Tapi kami belum tahu persisnya berapa persen penurunannya, data pasti biasanya baru keluar tanggal 5," katanya kepada Bisnis, Senin (2/9/2013).

Volume penjualan diharapkan kembali normal pada bulan ini. Tapi itu bukan hal mudah untuk diwujudkan mengingat menjelang penghujung Agustus, Bank Indonesia (BI) rate terkatrol 50 basis poin menjadi 7%. Ini memicu terjadinya penaikan suku bunga kredit kendaraan bermotor.

Sejauh ini AISI tetap pada target penjualan sekitar 7,3 juta unit sepeda motor pada akhir tahun. Belum ada rencana mengoreksi target tersebut karena September dinilai terlalu dini untuk memutuskan itu.

"Pelemahan rupiah kita masih memonitor sampai kapan, penaikan suku bunga kredit kendaraan juga demikian. Kurs rupiah [terhadap dolar] ini tidak bisa dipatok sebulan setidaknya butuh 3 bulan mengikuti currency impor baru nanti diambil kurs rerata untukk dibuatkan asumsi bisnisnya," ucap Sigit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper