Bisnis.com, JAKARTA -Ibarat mobil sama dengan tubuh manusia kesehatannya terkait erat dengan kelancaran maupun "kebersihan" sirkulasi darah. Darah pada kendaraan bermotor bisa disamakan dengan peranan oli atau pelumas mesin kendaraan.
Ketika oli kotor, performa mesin tidak akan maksimal seperti halnya manusia yang menderita kolesterol maupun hipertensi. Risikonya bisa terserang sakit jantung atau stroke.
Analogi tersebut dikemukakan Wakil Presiden Direktur Hyundai Indonesia Motor Mukiat Sutikno tatkala ditanya bagian terpenting yang harus dikontrol rutin dari kendaraan.
"Oli setiap merek mobil berbeda-beda jangka waktu untuk menggantinya. Lebih baik kita ikuti apa yang disarankan merek mobilnya," katanya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Penggantian oli secara rutin bukan hanya dibutuhkan kendaraan yang aktif dipakai sehari-hari. Bagi mobil ataupun motor yang jarang digunakan juga harus diganti dalam kurun waktu tertentu.
Khusus mobil atau motor yang sering dikendarai sebaiknya mengalami penggantian oli mengacu kepada jarak tempuh kendaraan. Sedangkan kendaraan yang tak sering dipakai dapat dipatok jangka waktu tertentu misalnya per enam bulan.
"Mobil yang aktif dipakai ganti olinya melihat berapa kilometer yang sudah ditempuh. Kalau yang jarang digunakan bisa setiap enam bulan sekali. Jika tidak, operasional mobil jadinya tidak bagus," ucap Mukiat.
Oli selayaknya darah, agar dapat hidup lebih panjang seseorang memerlukan darah yang bersih dan sirkulasi yang lancar. Tentunya penggunaan minyak pelumas harus sesuai dengan spesifikasi mesin kendaraan.
Pendapat senada juga disampaikan Erwan B Kresna selaku Technical Support Manager PT Wiraswasta Gemilang Indonesia (WGI), produsen pelumas Evalube.
"Sebaiknya penggantian oli dilihat dari patokan kilometer. Misalnya, dari 0 kilometer lalu ketika sudah dapat 2.500 kilometer oli diganti. Tapi jangan lupa, filter diganti juga," ucapnya. Cara tersebut tak hanya berlaku untuk mobil tetapi juga sepeda motor baik sport, underbone (bebek), maupun skuter matik (skutik).
Memilih Produk
Selain memperhatikan jadwal penggantian pelumas, pemilik kendaraan juga harus cermat memilih produk yang akan dipakai. Semakin banyak merek oli dijual di pasaran, Anda harus lebih cerdas membeli produk sesuai spesifikasi jeroan kendaraan.
Harga mahal belum tentu cocok. Kalau sampai salah pilih maka kesehatan mesin menjadi taruhan. Bukannya mendorong performa justru membuat kendaraan harus rawat inap di bengkel.
Kesesuaian antara teknologi mesin dengan kandungan aditif pelumas biasanya dijelaskan dalam buku manual kendaraan. Di sana dijelaskan teknologi mesin kendaraan bersangkutan beserta jenis pelumas yang tepat.
Pada buku tersebut biasanya juga disebutkan mengenai tingkat kekentalan (viscosity) oli yang dianjurkan. Indikator level kekentalan pelumas menggunakan istilah Soceity of Automotives Engineers (SAE).
Erwan menekankan agar pemakaian pelumas disesuaikan spesifikasi mesin. Jika mesin mobil adalah diesel yang harus digunakan adalah pelumas untuk diesel. Begitu pula sebaliknya untuk kendaraan berbahan bakar bensin. Sebab, perbedaan kandungan aditif dalam pelumas memiliki kemampuan kontrol oksidasi dan mekanisme perlindungan piston yang berbeda pula.
"Misalnya kendaraan dibawa mudik ke Jawa paling tidak menempuh sekitar 500 kilometer plus jalan-jalan di kampung halaman menjadi 1.000 kilometer. Saya rasa jarak tempuh ini masih oke untuk pelumas dan filternya," kata Erwan.
Kualitas pelumas terkait erat dengan kerja piston kendaraan. Sebab, dalam ruang piston ini terjadi pembakaran, gesekan, dan penekanan.
Khusus mobil berteknologi VVT, VVTi dan sejenisnya paling tidak harus menggunakan oli dengan kekentalan 10/40 atau 5/30. Jangan sampai yang masuk ke mesin adalah pelumas dengan tingkat kekentalan 20/50 ataupun yang lebih kental dari itu.
Kualitas kandungan aditif pelumas dijelaskan melalui istilah API Service yang dibagi dalam dua kategori, yaitu mesin bensin dan diesel (solar) API Service ini digolongkan dalam dua katagori, yaitu untuk mesin bensin dan mesin diesel (solar).
API SM dirancang untuk bisa memberi kontrol endapan temperatur tinggi yang lebih baik pada mesin kendaraan. Mobil-mobil keluaran di bawah 2004 lebih disarankan menggunakan API SL sedangkan API SJ untuk kendaraan mulai 2001 ke bawah.
Seperti diketahui, biasanya terdapat huruf "W" di belakang angka awal seperti SAE 15W-50. "W" alias "Winter" menunjukkan tingkat kekentalan pelumas, yakni SAE 15 pada suhu dingin sedangkan di suhu panas SAE 50.
Pelumas sintetis lazimnya diperuntukkan bagi kendaraan bermesin baru seperti turbo, supercharger, DOHC dan setaranya. Karakter mesin ini memerlukan sistem pelumasan lebih baik mengingat celah antarlogam jauh lebih sempit.
Berganti-ganti merek oli sebetulnya bukan hal yang dilarang selama kadar kekentalannya setara. Dianjurkan pula untuk tidak menambah volume oli karena ada sisa pembakaran di ruang bakar dari oli lama yang harus dibuang.
Pada dasarnya oli berfungsi untuk melumasi, mendinginkan, membersihkan dan melindungi mesin. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan sebelum membeli pelumas untuk kendaraan Anda, yaitu memahami spesifikasi mesin kendaraan dan tingkat kekentalan oli yang hendak dibeli.