Bisnis.com, JAKARTA—Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menilai proyeksi produksi mobil sebanyak 2,3 juta unit pada 2019 sangat mungkin dicapai.
Ketua Umum Gaikindo Sudirman MR mengatakan jumlah itu bisa terealisasi asalkan penjualan tahun ini bisa menyentuh 1,1 juta unit.
"Target 2,3 juta unit itu harus kita lihat dulu parameter realisasinya tahun per tahun. Kalau pertumbuhan ekonomi di atas 6,3%, inflasi tidak lebih dari 7%, memungkinkan tercapai segitu," tuturnya di Jakarta, Rabu (21/8/2013).
Untuk mencapai penjualan di atas 2 juta unit, industri otomotif Indonesia harus mampu tumbuh signifikan setiap tahun. Misalnya, tahun ini harus digenjot memenuhi target 1,1 juta unit atau kalau bisa menyentuh 1,2 juta unit.
Kemudian pada 2015 penjualan harus menembus 1,5 juta unit sehingga pada 2018 bisa menyentuh kisaran 1,8 juta unit. Kalau ini terjadi, pada 2019 atau 2020 besar kemungkinan penjualan sudah berada di atas 2 juta unit per tahun.
"Kalau Indonesia mencapai 2 juta unit, maka ketika itu Thailand sudah sekitar 4 juta unit ditambah lagi Malaysia sudah lebih banyak yang sekarang baru 600.000-an unit. Maka bisa saja Asean menjadi pasar terbesar [kelima di dunia]. Tapi kalau Asia secara umum yang memimpin masih China," kata Sudirman.
Untuk mencapai hal tersebut harus dibarengi dengan perbaikan infrastruktur di dalam negeri baik fasilitas transportasi maupun manufakturnya. Ini menjadi pertimbangan investor sebelum menanamkan kapital lebih banyak di Indonesia.
Dengan realisasi penjualan dari pabrikan ke diler (wholesales) Januari-Juli sebanyak 714.378 unit untuk mencapai target 1,1 juta unit harus digenjot sekitar 400.000 unit sampai akhir tahun.
Asumsi Gaikindo rata-rata penjualan setiap bulan harus berada di level 80.000 unit untuk memenuhi target tersebut. Namun, karena panjangnya masa liburan pada Agustus 2013 menyebabkan penjualan diproyeksi cuma 70.000-75.000 unit, maka pada September dan seterusnya penjualan harus di kisaran 100.000 unit per bulan.
"Produksi mobil murah dan ramah lingkungan bisa mendongkrak penjualan tapi tidak besar. Kalaupun Agya dan Ayla mulai produksi September kan bertahap, awalnya baru 2.000 unit saja," ujar Sudirman.
Ketika penjualan bisa melampaui 2 juta unit belum tentu pasar otomotif masih didominasi prinsipal asal Jepang seperti sekarang. Pasalnya, sejumlah merek non-Jepang kini sudah mulai ekspansi dengan mendirikan pabriknya di Indonesia.