BISNIS.COM, JAKARTA -- Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) memperkirakan penjualan sepeda motor pada tahun ini di kisaran 6,3 juta unit - 6,7 juta unit akibat Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan uang muka minimum kredit kendaraan bermotor syariah.
Gunadi Shinduwinata, Ketua AISI, menuturkan khawatir melihat kinerja penjualan motor sepanjang 5 bulan pertama tahun ini, apalagi nanti menjelang bulan puasa dan Lebaran.
“Awal puasa dan tahun ajaran baru ini kan lebih berdekatan dibandingkan tahun lalu. Ditambah lagi harga BBM bersubsidi naik. Pasti banyak yang menunda pembelian motor,” katanya, Jumat (28/6/2013).
Data AISI yang dihimpun Bisnis memperlihatkan penjualan motor pada Januari-Mei mencapai 3,27 juta unit atau turun 12,5% dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun lalu yakni sebanyak 3,74 juta unit.
Seperti diketahui, Bank Indonesia memprediksi tingkat inflasi berkisar pada level 7,2%-7,7% dengan adanya kenaikan harga BBM bersubsidi, sedangkan tanpa kenaikan harga BBM bersubsidi, tingkat inflasi diperkirakan mencapai 5,5%.
Artinya, kondisi ini dapat memperburuk pasar sepeda motor yang telah terkoreksi sejak tahun lalu. Dengan target tersebut, pasar sepeda motor akan menyusut sekitar 9% dibandingkan dengan pencapaian pada 2012 sebanyak 7,1 juta unit.
“Kami masih akan terus pantau pasar hingga akhir tahun untuk mengukur dampak kenaikan harga BBM bersubsidi,” katanya.