Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Gonjang-Ganjing Politik, Honda Semarang Koreksi Penjualan

Honda Semarang Center mengoreksi target penjualan tahun ini yang sebelumnya 17.500 unit menjadi 16.500 unit di wilayah Jawa Tengah dan DIY seiring dengan perekonomian domestik kurang membaik.
Honda Semarang Center mengoreksi target penjualan tahun ini yang sebelumnya 17.500 unit menjadi 16.500 unit di wilayah Jawa Tengah dan DIY seiring dengan perekonomian domestik kurang membaik./JIBI
Honda Semarang Center mengoreksi target penjualan tahun ini yang sebelumnya 17.500 unit menjadi 16.500 unit di wilayah Jawa Tengah dan DIY seiring dengan perekonomian domestik kurang membaik./JIBI

Bisnis.com,SEMARANG — Honda Semarang Center mengoreksi target penjualan tahun ini yang sebelumnya 17.500 unit menjadi 16.500 unit di wilayah Jawa Tengah dan DIY seiring dengan perekonomian domestik kurang membaik. 

Sales and Marketing Manager PT Mandalatama Armada Motor Honda Semarang Center Eddy Haryanto mengatakan proyeksi penjualan pada tahun ini diangka 17.500 unit dilakukan pada kuartal IV/2014. 
Namun demikian, target itu terkoreksi lantaran dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) meramalkan tidak ada kenaikan penjualan mobil secara nasional dari 2014 hingga 2015. 

Dengan posisi market tidak bertumbuh, paparnya, Honda mengoreksi angka penjualan diangka 16.500 unit atau tumbuh 8,3% dari realisasi penjualan 2014 sebanyak 15.125 unit. 

Kendati merevisi target pertumbuhan, tambah Eddy, Honda mengklaim dapat menduduki posisi pertama produk mobil yang laris terjual dari total market share di Jateng dan DIY. 

“Ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan penjualan, antara lain harga bahan bakar minyak fluktuasi, gonjang ganjing politik, pelemahan rupiah dan kondisi pasar agak lesu,” papar Eddy saat ditemui Bisnis, di kantornya, Kamis (23/4/2015). 

Dia mengatakan penjualan Honda mobil dalam satu tahun terakhir yang paling laris yakni segmen mobil murah ramah lingkungan atau Low Cost Green Car (LCGC). Di tingkat daerah, ujarnya, hadirnya mobil murah ini masih digemari oleh kalangan dengan pendapatan perbulan di bawah Rp10 juta. 

Di wilayah Jateng dan DIY, paparnya, penjualan mobil LCGC melonjak 15%-20% sejak diluncurkan kali pertama pada 2013. 

“Secara market, LCGC tumbuh cukup besar. Justru di segmen low MPV sebenarnya enggak bertumbuh. Low MPV kuenya sama, hanya masing-masing pabrikan hanya berebut pangsa saja,” ujarnya. 

Eddy mengakan segmen mobil LCGC mayoritas konsumen baru yang baru memiliki mobil. Dengan harga kisaran Rp120 juta-Rp140 juta (on the road Jateng dan DIY), ujarnya, konsumen bisa mengendarai Honda Brio dengan pilihan berbagai tipe.

Menurutnya, Honda mampu meraih market share 25% atau 250-300 unit per bulan untuk segmen mobil LCGC di Jateng dan DIY. Adapun total penjualan mobil di wilayah ini menembus 1.000 unit perbulan. 
Eddy mengatakan rerata penjualan Honda pada Januari-Maret 2015 diangka 16% dari total market atau lebih tinggi dari capaian periode sama tahun lalu yang hanya 11%. 
“Kami optimis penjualan bakal terdongkrak menjelang Lebaran tahun ini,” ujarnya.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Muhammad Khamdi

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper