Bisnis.com, JAKARTA - Pakar Otomotif dan Akademisi Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu mengungkapkan beberapa faktor penyebab harga jual kembali mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) turun signifikan di pasar mobil bekas.
Sebagai contoh, mengacu laman resmi Hyundai per Februari 2025, harga mobil listrik Hyundai Ioniq 5 berkisar antara Rp719,9 juta untuk tipe terendah Prime STD Range. Sementara itu, tipe tertingginya Ioniq 5 Batik seharga Rp911,2 juta.
Di lain sisi, menilik harga di laman jual-beli mobil bekas OLX.id, Hyundai Ioniq 5 2023 varian Signature Long Range berkisar antara Rp505 juta hingga Rp558 juta. Artinya, dalam dua tahun, harga Ioniq 5 bekas turun hingga Rp200 juta-Rp300 jutaan.
Selain itu, ada juga mobil listrik Kia EV6 GT-Line yang seharga Rp1,34 miliar dan Kia EV6 GT dibanderol Rp1,79 miliar. Namun, di OLX, harga KIA EV6 GT bekas lansiran tahun 2023 berkisar Rp775 juta-Rp850 juta.
"Penyebab harga BEV bekas anjlok, salah satunya adalah belum terbentuknya harga acuan standar pasar untuk segmentasi kendaraan baru ini, dari pola lama yang masih memakai logika ICE selama puluhan tahun," ujar Yannes kepada Bisnis, Selasa (25/2/2025).
Lebih lanjut dia mengatakan, perkembangan teknologi baterai yang sangat cepat. Model BEV yang lebih baru seringkali menawarkan jarak tempuh yang lebih jauh, waktu pengisian daya yang lebih cepat, energy density yang lebih tinggi, dan fitur-fitur manajemen baterai yang lebih canggih.
Baca Juga
"Akibatnya, BEV yang baru berumur beberapa tahun pun bisa terasa usang dibandingkan model terbaru, yang menurunkan nilainya di pasar mobil bekas," katanya.
Menurut Yannes, baterai adalah komponen termahal dalam BEV, harga barunya bisa 30-40% dari harga BEV baru itu sendiri. Kemudian, kapasitas baterai akan menurun seiring waktu dan penggunaan atau siklus pengisian daya.
"Ini adalah hal yang normal, tetapi konsumen khawatir tentang seberapa besar penurunannya dan berapa biaya penggantiannya. Walaupun umur pakai baterai bisa mencapai 5-10 tahun, tergantung mereknya, biaya penggantian baterai BEV masih sangat mahal, meskipun trennya menurun," katanya.
Alhasil, kekhawatiran ini menekan harga jual kembali. Selanjutnya, peluncuran model-model BEV terbaru dengan harga yang kompetitif dan fitur yang semakin canggih, membuat model-model yang sudah beredar lebih cepat menjadi ketinggalan zaman dan semakin kurang menarik dibandingkan model baru, sehingga menekan harga jual kembalinya.