Bisnis.com, JAKARTA - PT Astra Honda Motor (AHM) berharap pemerintah tetap melanjutkan subsidi motor listrik mengingat manfaat besar yang diberikan kepada masyarakat.
General Manager Corporate Communication AHM, Ahmad Muhibbuddin mengatakan pihaknya masih akan menunggu keputusan resmi dari pemerintah terkait kepastian kebijakan subsidi motor listrik.
Menurutnya, pemerintah pasti mempertimbangkan beragam faktor sebelum merilis kebijakan terkait subsidi motor listrik. Namun, AHM masih berharap bahwa subsidi itu tetap dilanjutkan.
"Harapannya tentu yang terbaik untuk masyarakat karena subsidi sebenarnya bermanfaat, membantu masyarakat untuk memiliki sepeda motor listrik," ujar Muhib kepada Bisnis, pada Kamis (24/10/2024).
Perlu diketahui, belum lama ini, AHM resmi meluncurkan dua sepeda motor listrik terbaru, yakni Honda ICON e: dan Honda CUV e: pada Rabu (9/10/2024). Kendati demikian, kedua motor listrik itu diluncurkan dengan harga tergolong premium.
Honda CUV e: dibanderol dengan range harga Rp53 juta - Rp57 juta (unit Rp33 juta - Rp37 juta dan dua unit baterai MPP e: seharga Rp 10 juta per unit baterai).
Baca Juga
Kemudian, Honda CUV e: tipe RoadSync Duo akan dipasarkan pada pada range harga Rp57 juta-Rp61 juta (unit Rp37 juta - Rp41 juta dan dua unit baterai MPP e: seharga Rp10 juta per unit baterai), on the road Jakarta.
Di lain sisi, Honda ICON e: dipasarkan dengan banderol harga Rp28 juta hingga Rp32 juta OTR Jakarta termasuk charger. AHM membekali Honda ICON e: dengan lima pilihan warna, yakni Iconic Mint, Iconic Orange, Iconic Red, Iconic White, dan Iconic Matte Black.
"Saat ini kami memiliki beragam model sepeda motor listrik Honda yang dirancang untuk memenuhi berbagai kebutuhan masyarakat, dari yang menginginkan kelincahan hingga daya tahan dan ketangguhan produk sepeda motor listrik," jelasnya.
Adapun, menurut Muhib, pengembangan motor listrik di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama jangkauan jarak tempuh dan waktu pengisian daya yang terus dikembangkan agar selaras dengan yang ditawarkan oleh sepeda motor konvensional.
Selain itu, minimnya infrastruktur pengisian daya dan nilai jual kembali yang masih rendah juga menjadi kekhawatiran konsumen untuk membeli sepeda motor listrik.
"Dari semua tantangan tersebut, kami melihat sepeda motor listrik memiliki potensi yang baik di Indonesia, terutama dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya keberlanjutan dan pengurangan emisi," pungkasnya.
Kemenperin Beri Sinyal Subsidi Motor Listrik Tak Dilanjut
Diberitakan sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mengungkapkan kemungkinan bahwa subsidi motor listrik sebesar Rp7 juta per unit tidak akan dilanjut pada 2025.
Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengatakan, program subsidi motor listrik tahun ini kuantitasnya yang ditetapkan oleh pemerintah dan DPR sebanyak 50.000 unit, dan kini sudah habis.
Mengacu data Sistem Informasi Bantuan Pembelian Kendaraan Bermotor Listrik Roda Dua (Sisapira) alokasi anggaran yang tersedia pada 2024 tertulis 0, alias sudah terserap sepenuhnya.
Hingga Rabu (23/10/2024), subsidi yang telah disalurkan sebanyak sebanyak 49.062 unit. Jumlah subsidi tersalurkan tersebut jauh melampaui capaian sepanjang 2023 sebanyak 11.532 unit.
Kendati demikian, Agus memberi sinyal bahwa program subsidi motor listrik tersebut tidak akan dilanjut pada 2025, atau pada tahun pertama kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto lantaran tidak ada penambahan anggaran.
"Pertanyaannya, apakah akan ditambah? Kita lihat tahun depan tuh enggak ada," ujar Agus di Jakarta, dikutip Rabu (23/10/2024).
Namun, dia mengatakan bahwa Kemenperin masih berharap anggaran untuk subsidi motor listrik ditambah, sebab besaran anggaran akan memengaruhi target penyaluran motor listrik maupun nilai subsidi yang diberikan pemerintah kepada masing-masing unit produk tersebut.