Bisnis.com, BANDUNG — PT Astra Daihatsu Motor (ADM) mengaku belum bisa bicara banyak mengenai rencana pengalihan subsidi bahan bakar minyak (BBM) Pertalite untuk Pertamax Green.
Adapun, PT Pertamina (Persero) nantinya hanya akan menjual tiga produk BBM, yakni Pertamax 92, Pertamax 95 (hasil campuran etanol 8%), serta Pertamax Turbo.
Marketing Director and Corporate Planning and Communication Director PT Astra Daihatsu Motor, Sri Agung Handayani, mengatakan pihaknya masih menunggu kepastian regulasi baik dari pemerintah maupun Pertamina selaku penyelenggara mengenai hal tersebut.
Namun, dia memastikan seluruh produk dari Daihatsu termasuk Sigra, dan Calya yang masuk dalam segmen low cost green car (LCGC) sudah memenuhi kriteria konsumsi etanol kadar 5%, dan 10%.
“Kami menunggu aturan etanol diterbitkan seperti apa, tapi ada dua yang sudah dipenuhi ya 5%, dan 10%,” katanya di Bandung, Minggu (2/6/2024).
Pertamina menilai produk Pertamax Green 92 lebih menguntungkan dari sisi pengurangan emisi dari sektor transportasi, daripada mengalihkan subsidi ke bensin dengan kadar oktan rendah.
Baca Juga
Sebagai informasi, produk Pertalite yang masih disubsidi oleh pemerintah memiliki kadar Research Octane Number atau RON 90, sedangkan Pertamax Green merupakan bahan bakar (RON 92) dengan kandungan 5 persen Etanol.
Perusahaan plat merah ini mendorong bensin bauran etanol 7 persen (E7), Pertamax Green 92, menggantikan posisi Pertalite sebagai jenis bahan bakar minyak khusus penugasan (JBKP). Artinya, anggaran kompensasi atau subsidi diusulkan untuk dialihkan pada Pertamax Green 92.
Bioetanol merupakan jenis bahan bakar campuran antara Pertamax dan nabati etanol yang diproses dari tumbuhan-tumbuhan umum melalui proses fermentasi tanaman tebu, singkong, dan jagung.
Di satu sisi, Pertamina baru menyediakan produk etanol melalui Pertamax Green 95 di Jakarta, dan Bali dengan harga Rp13.900 per liter.