Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kalah Saing dengan Mobil Listrik China, Ford dan GM Kebut Mobil Hybrid

Dua raksasa otomotif Amerika Serikat, Ford dan General Motors mengebut pengembangan mobil hybrid yang dianggap lebih menguntungkan.
Ilustrasi mobil listrik. /Freepik
Ilustrasi mobil listrik. /Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Dua produsen otomotif asal Amerika Serikat yakni Ford Motor dan General Motor (GM) kini mulai menggaungkan kemampuan mobil hibrida (HEV) sebagai salah satu solusi membawa era elektrifikasi, meski memiliki pendekatan berbeda.

Dalam sebuah kesempatan, CEO Ford Jim Farley bahkan menganggap kehadiran mobil hybrid (Hybrid Electric Vehicle/HEV) tidak saja sebagai solusi transisi. Sebab, HEV akan terus jadi tren hingga para konsumen terbiasa dan mampu mengadopsi mobil listrik utuh (BEV) sepenuhnya.

Sebaliknya, CEO GM Mary Barra menekankan teknologi yang terdapat pada mobil listrik bukan sebagai solusi jangka panjang.

Pada acara ‘Konferensi Berstein’, Farley menyebut masyarakat sebaiknya berhenti mengatakan mobil berteknologi listrik ini hanya sebagai peralihan. Terbukti, katanya, saat ini produksi dan memasarkan mobil HEV jauh lebih menguntungkan dibandingkan memassalkan produk non-HEV.

“Lihat saja hibrida plug-in [PHEV], dengan baterai kecil untuk jarak pendek,mungkin tidak relevan kurun waktu beberapa tahun. Namun, yang pasti hibrida jarak jauh menjadi teknologi menjanjikan untuk masa depan industri,tutur Farley dalam konferensi Bernstein dikutip Reuters Jumat (31/05/2024).

Pada faktanya, dalam setahun belakangan permintaan mobil HEV sangat tinggi. Hal inipun disikapi pabrikan otomotif dengan mengalihkan produksi mobil BEV.

Sementara, dalam kesempatan yang sama, CEO GM Mary Barra menyebut pihaknya akan meluncurkan kendaraan hibrida plug-in mulai 2027, sebagai respon terhadap persyaratan peraturan yang lebih ketat dengan kendaraan listrik sebagai tujuan utama.

“Ini bukannya akhir karena bukan bagian emisi nol dan kami akan berupaya untuk hal itu,” ucapnya.

Sebagaimana diketahui Ford berambisi untuk melipatkan gandakan penjualan mobil hibrid selama beberapa tahun ke depan dan telah menarik kembali investasi kendaraan listrik hingga menunda produksi di AS dan Kanada.

Sebelumnya, CEO Ford juga menyebut tidak ada subsidi bagi kendaraan listrik dan produsen mobil harus berusaha untuk memproduksi model bertenaga baterai dengan cepat.

“Kami yakni akan segera mewujudkan itu sesegera mungkin,” kata Farley 

Belakangan, sejak 2022 perusahaan yang memiliki basis produksi di Dearborn, Michigan itu telah memisahkan divisi listrik dan perangkat lunaknya dari operasi mesin gas. Ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi keduanya.

Kemudian, pada 2023 Ford mencatatkan kerugian US$4,7 miliar dan di tahun ini kerugiaan bertambah menjadi US$5 miliar hingga US$5,5 miliar dalam bisnis kendaraan listriknya.

Farley dan eksekutif otomotif berharap perangkat lunak dan layanan berlangganan akan menjadi pendorong keuntungan utama di masa depan.

Dengan teknologi mengemudi otonom sebagai salah satu peluang pertumbuhan terbesar bagi produsen mobil.

“Kepiawaian konsumen China secara teknologi jauh melampaui Barat,” tambahnya. 

Mengingat saat ini pesaing Tiongkok lebih unggul dalam pendekatan mereka dalam mengembangkan perangkat lunak dan layanan yang menarik pelanggan. 

Alhasil, Barra selaku CEO GM setuju bahwa akan memperhatikan produsen mobil terkemuka di Negeri Tirai Bambu, dan GM harus mempertahankan merek, produk, dan biaya yang kuat agar tidak tertinggal.

“Saya menanggapi pesaing China, terutama yang terbaik, dengan sangat serius dan berupaya mengeluarkan biaya agar bisa bersaing dengan sukses,” katanya.

Dengan persaingan yang begitu ketat di luar negeri, Farley tidak yakin semua produsen mobil akan bertahan. Tekanan akan menjadi yang terbesar pada merek-merek kendaraan listrik yang tidak memiliki penawaran mesin berbahan bakar gas untuk meningkatkan keuntungan. (Maria Jessica Elvera Marus)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Redaksi
Editor : Kahfi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper