Bisnis.com, JAKARTA — Ekspor Suzuki mengalami penurunan tajam sepanjang 2023 bila dibandingkan 2022. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor seperti meningkatnya kasus Covid-19 di negara Asia Tenggara, hingga peristiwa politik di Timur Tengah.
Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia atau Gaikindo, impor mobil utuh atau completely built up (CBU) Suzuki mencapai 50.958 unit sepanjang 2023, turun 24,3% dari 38.557 unit dibandingkan 2022.
Sementara ekspor secara completely knocked down (CKD) hanya menembus 2.208 unit sepanjang 2023, turun tajam 85,6% dari 15.352 unit dibandingkan tahun sebelumnya.
Managing Director Suzuki Indomobil Motor (SIM) Shodiq Wicaksono mengatakan perusahaan tidak bisa mengirimkan produknya ke Myanmar yang menjadi salah satu pasar ekspor Carry.
Myanmar memang tengah menghadapi konflik internal di negaranya dengan junta yang bersikeras untuk mengambil alih pemerintahan. Hal ini lantas berdampak terhadap pengiriman produk ke negara tetangga tersebut.
“Kami punya negara tujuan ekspor Myanmar yang kondisinya sulit juga ya dari sisi negara. Jadi ya mau tidak mau kami juga menahan atau Myanmar tidak bisa buka PO karena pasar lagi susah,” katanya di JIExpo Kemayoran, dikutip Senin (19/2/2024).
Baca Juga
Selain itu, beberapa negara tujuan Asia Tenggara seperti Vietnam, dan Malaysia mengalami peningkatan kasus Covid-19 yang juga berdampak terhadap permintaan untuk ekspor.
Sementara negara-negara tujuan Timur Tengah juga mengalami kendala mulai dari politik, hingga perekonomian yang membuat ekspor Suzuki mengalami penurunan.
“Negara Timur Tengah mengalami kendala entah ekonomi, maupun politik. Ya mudah-mudahan [ekspor] bisa lebih bagus tahun ini,” katanya.
Melihat data Gaikindo, pasar Meksiko menjadi negara dengan volume terbesar, yakni 11.198 unit sepanjang 2023. Kemudian disusul oleh Filipina sebanyak 7.866 unit, Vietnam 7.413 unit, Thailand 3.345 unit, dan Taiwan 1.452 unit.