Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jokowi Yakin Insentif Mobil Listrik Bakal Dorong Investasi ke RI

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut adanya insentif (PPN DTP) bakal mendorong pabrikan mobil listrik untuk menanamkan modal di Indonesia.
Jokowi memberikan pidato pada salah satu acara(ANTARA/Tangkapan layar Youtube Unesa)
Jokowi memberikan pidato pada salah satu acara(ANTARA/Tangkapan layar Youtube Unesa)

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut adanya insentif pajak pertambahan nilai ditanggung pemerintah (PPN DTP) bakal mendorong pabrikan mobil listrik untuk menanamkan modal di Indonesia.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan insentif dari pemerintah juga akan mendorong penjualan mobil listrik, serta industri otomotif pada umumnya. Hal ini diharapkan dapat membawa Indonesia bersaing dengan negara lain.

Adapun, dia menyebut Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), dan baterai secara lokal akan terus ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing Tanah Air di kancah global.

“Semuanya kita dorong. Tujuannya agar semuanya berproduksi di Indonesia. EV semua merek berproduksi di Indonesia karena kita mempunyai kekuatan EV baterai,” ujarnya saat sela-sela pembukaan IIMS 2024 di JIExpo Kemayoran, Jakarta, Kamis (15/2/2024).

Setelah menyaksikan banyaknya mobil listrik yang dipamerkan saat IIMS 2024, dia mengatakan mobil listrik merupakan masa depan industri otomotif Indonesia seiring melimpahnya sumber daya nikel.

Para pabrikan mobil listrik buatan lokal seperti produk Hyundai Ioniq dan Wuling Air ev was-was lantaran aturan main terkait insentif Pajak Pertambahan Nilai atau PPN untuk tahun anggaran 2024 belum diketok.

Diskon PPN itu diberikan bagi mobil listrik buatan lokal dengan syarat TKDN tertentu, menikmati potongan PPN dari 11% menjadi 1%. Sejauh ini, terdapat dua produk yang memanfaatkan insentif tersebut, Hyundai Ioniq 5 dan Wuling Air ev, karena memenuhi syarat minimal TKDN 40%.

Insentif mobil listrik telah diatur melalui Peraturan Menteri Keuangan (PMK 38/2023) yang masa berlakunya habis 31 Desember 2023 sesuai anggaran untuk tahun lalu. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper