Bisnis.com, JAKARTA — PT Neta Auto Indonesia membuka peluang untuk menggunakan baterai berbahan dasar nikel pada mobil listrik Neta V yang sudah dipasarkan saat ini. Neta V masih menggunakan lithiun-ferro (LFP).
Director of External Affairs and Product Neta Auto Indonesia Fajrul Ilhami mengawali kehadirannya di Tanah Air, merek asal China itu memang memilih baterai LFP ketimbang Nickel Manganese Cobalt (NMC).
Hal ini juga merupakan hasil dari serangkaian penelitian dan pengembangan atau RnD yang telah dilakukan selama bertahun-tahun. Sementara baterai LFP disebut memilik keunggulan dari segi performa, durability, ketahanan terhadap panas, serta life cycle yang lebih panjang.
“Namun, seiring dengan komitmen Neta untuk terus menghadirkan inovasi dan meningkatkan teknologi, kami tidak menutup kemungkinan untuk menggunakan NMC untuk produk-produk di masa mendatang,” ujarnya kepada Bisnis, Selasa (23/11/2024).
Menurutnya, industri mobil listrik di Tanah Air masih dalam tahapan untuk terus mengembangkan beragam teknologi khususnya pada komponen utama.
Selain itu, masih ada ruang untuk pengembangan dan eksplorasi dari teknologi baterai yang dapat digunakan ke depannya.
Baca Juga
Baterai LFP yang digunakan pada mobil listrik Neta V memiliki kapasitas 40,7 kWh dengan jarak tempuh hingga 401 km sesuai standar CLTC. Pengisian daya menggunakan AC Home Charge membutuhkan waktu sekitar 8 jam dari 0-100%, sedangkan DC Fast Charge memakan waktu 30 menit dari 30-80%.
Sementara dari dapur pacunya tertanam Permanent Magnet Synchronous yang mampu menghasilkan tenaga hingga 70 kW dengan torsi maksimum 150 Nm.
Sepanjang 2023, penjualan mobil listrik Neta V secara wholesales mencapai 181 unit dengan rinciannya 100 unit terkirimkan pada November 2023, dan 81 unit pada Desember 2023.