Bisnis.com, JAKARTA- Pada rangkaian World Economic Forum di Davos, pada Selasa (16/1/2023), Uni Eropa atau UE melakukan pertemuan dengan delegasi China di bawah Perdana Menteri Li Qiang. Kedua rombongan itu membahas restriksi terhadap mobil listrik China dan produk brendi asal Eropa.
Hubungan China dan Uni Eropa tengah memanas. Dua kekuatan ekonomi maju tersebut bergelut dalam pertikaian dagang.
Laju industri China seolah tak terbendung. Teranyar, UE harus didera defisit perdangan dengan China yang mencapai US$400 miliar sepanjang tahun lalu.
Defisit itu diperkirakan bakal kian melebar, seiring invasi mobil listrik China ke daratan ‘Benua Biru’. Merespon hal tersebut, UE berdalih produk mobil listrik China disokong dengan berbagai kebijakan yang tidak adil, serta memanfaatkan sumber rantai pasok bermasalah.
UE pun menggelar penyelidikan. Motor UE tak lain adalah Prancis yang memiliki kepentingan dagang dengan pasar produk mewah di China.
Sebagaimana dikutip dari Bloomberg, pada pertemuan Davos, delegasi UE dan China berkesempatan membahas restriksi perdagangan kedua belah pihak. Namun, sebagaimana diungkapkan informan Bloomberg, pertemuan antara Presiden UE Ursula von der Leyen dan Perdana Menteri Tiongkok Li Qiang tidak menghasilkan apapun, selain kekhawatiran kebijakan pemerintahan di bawah Presiden Xi Jinping yang menggelar penyelidikan produk impor brendi dan minuman alcohol dari Eropa.
Baca Juga
China telah mengumumkan penyelidikan anti-dumping terhadap impor brendi dan beberapa minuman beralkohol berbahan dasar anggur lainnya pada bulan ini, sebuah langkah yang dipandang sebagai pembalasan atas penyelidikan UE terhadap subsidi kendaraan listrik Tiongkok.
Hubungan diplomatik telah tegang, dengan Uni Eropa mengkritik Beijing karena kegagalannya mengutuk perang Rusia di Ukraina dan keengganannya untuk menindak keras upaya Moskow untuk menghindari sanksi-sanksi Barat. Blok tersebut juga menyebut hubungan perdagangan “tidak seimbang.”
Menyusul gangguan pasokan yang dipicu oleh pandemi dan invasi Rusia, tahun lalu von der Leyen mengumumkan upaya untuk “mengurangi risiko” dari Tiongkok, dengan mengurangi ketergantungan pada industri seperti farmasi, elektronik, dan pertahanan.
Beijing mengatakan bahwa hal ini sama saja dengan memisahkan Eropa karena langkah tersebut akan menghambat investasi Tiongkok dalam infrastruktur domestik yang penting.
Seorang juru bicara komisi menolak berkomentar mengenai apakah penyelidikan tersebut dibahas, merujuk pada pernyataan yang dibuat von der Leyen setelah pertemuan tersebut. Pesan yang diserahkan kepada delegasi Tiongkok di Davos tidak segera dibalas.
Kementerian Luar Negeri Tiongkok mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa Li meminta UE untuk “berhati-hati” dalam menerapkan pembatasan perdagangan dan langkah-langkah perbaikan perdagangan.
Investigasi yang dilakukan Tiongkok terhadap minuman keras dan brendi Uni Eropa adalah tindakan publik besar pertama yang dilakukan negara tersebut terhadap Eropa setelah penyelidikan terhadap kendaraan listrik (EV) diumumkan, dan serupa dengan yang diumumkan terhadap anggur Australia pada 2020, ketika hubungan dengan negara tersebut memburuk. Tiongkok pada akhirnya memberlakukan tarif yang mengakhiri perdagangan yang menguntungkan tersebut, dan baru sekarang berupaya menghapusnya.