Bisnis.com, JAKARTA - China telah menargetkan penjualan mobil energi baru atau new energy vehicle (NEV) berkontribusi sekitar 45% dari total penjualan pada 2027.
Dilansir dari Nikkei Asia pada Minggu (14/1/2024), pemerintah China menetapkan target tersebut seiring dengan sebaran model mobil listrik yang lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Negeri Tirai Bambu berambisi untuk menjadi pasar mobil listrik terbesar di dunia.
Target baru ini muncul dalam daftar tujuan lingkungan hidup yang dirilis oleh pemerintah China pada Kamis (11/1/2024) lalu.
Penjualan NEV yang terdiri atas mobil listrik murni (battery electric vehicle/BEV), plug-in hybrid (PHEV), dan fuel cell engine berkontribusi sekitar 32% dari total penjualan sepanjang 2023.
Pada 2020, telah ditetapkan target populasi NEV sekitar 20% dapat tercapai pada 2025. Angka ini terus meningkat secara bertahap menjadi 40% pada 2030, dan 50% pada 2035.
Produk mobil ramah lingkungan merupakan salah satu prioritas pemerintah yang tercantum dalam inisiatif Made in China 2025 yang diumumkan pada 2015. Para pejabat eksekutif pun telah mendukung industri otomotif dengan subsidi dan keringanan pajak.
Baca Juga
Upaya ini pun telah membuat China menjadi pemain NEV terbesar dunia dengan terjadinya peningkatan ekspor ke negara seperti Eropa.
BYD dan beberapa produsen mobil listrik lainnya juga telah meningkatkan produksi dan penjualannya secara domestik. Bahkan perusahaan milik Elon Musk, yakni Tesla juga turut mengerek produksinya di Shanghai.