Bisnis.com, JAKARTA — Motor listrik merek Polytron buatan PT Hartono Istana Teknologi yang dimiliki Hartono bersaudara menilai standardisasi baterai tidak menjadi suatu kebutuhan yang mendesak untuk saat ini.
Direktur Komersial PT Hartono Istana Teknologi Tekno Wibowo mengatakan, motor listrik yang menggunakan sistem penukaran baterai atau swap battery memiliki standarnya masing-masing dalam menggunakan baterai motor listrik.
Konsumen pun memang akan dimudahkan kalau ada standardisasi baterai yang ditetapkan oleh pemerintah. Namun, dia menilai hal tersebut tidaklah mudah lantaran spesifikasi motor listrik dari setiap produsen pun berbeda-beda.
“Polytron sendiri memakai sistem sewa baterai sehingga tidak melihat standar sebagai keharusan,” ujar Tekno kepada Bisnis, Senin (6/11/2023).
Adapun, konsumen Polytron dapat melakukan penyewaan baterai dengan harga sewa tetap selamanya Rp250.000 per bulan. Kapasitas baterai dari motor listrik Fox-R pun mencapai 3,75 kWh dengan pemakaian per bulannya unlimited.
Skema yang ditawarkan adalah sewa Rp250.000 per bulan. Polytron menyediakan pilihan masa kontrak dari per bulan, 6 bulan, 12 bulan, dan seterusnya.
Baca Juga
Di satu sisi, Polytron juga sudah menaikkan kapasitas produksi hingga 6.000 unit pada 2023 guna mengantisipasi adanya lonjakan permintaan seiring adanya perubahan syarat penerimaan subsidi motor listrik menjadi 1 KTP 1 unit motor.
Dari produksi 6.000 unit tersebut, Polytron menargetkan sekitar 80% atau sebanyak 4.800 laku terjual sampai akhir 2023.
Produk motor listrik yang dipasarkan oleh PT Hartono Istana Teknologi dan sudah memenuhi syarat mendapatkan subsidi Rp7 juta adalah PEV 30 M1 A/T atau Fox-R yang dibanderol seharga Rp13,5 juta untuk on-the-road (OTR) di DKI Jakarta.
Mengacu pada situs P3DN, tercatat motor listrik milik bos Djarum ini memiliki tingkat komponen dalam negeri (TKDN) sebesar 45,31 persen. Motor ini memiliki dimensi 1950 x 810 x 1200 mm dilengkapi motor dengan daya 3.000 Watt dan baterai 72 V 52 Ah.