Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Perindustrian (Kemenperin) tidak akan menetapkan standarisasi baterai untuk mobil listrik. Namun, pemerintah sedang berupaya untuk menetapkan standar pada baterai motor listrik.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang mengatakan tidak perlu untuk menetapkan standarisasi baterai untuk mobil listrik lantaran tidak menggunakan sistem penukaran baterai dan condong untuk pengisian daya.
“Kalau mobil kan charge ya tidak usah ada standarisasi, yang harus ada standarisasi ya motor. Motor [listrik] kan swap [battery], kalau swap standarnya berbeda-beda kan tidak mudah,” ujar Agus di kantor Kemenperin, Kamis (2/11/2023).
Lebih lanjut, politisi Partai Golkar tersebut mengatakan Kemenperin dan para asosiasi, serta para perusahaan industri motor listrik tengah duduk bersama untuk menentukan standar baterai yang ingin ditetapkan.
Menurutnya adanya standarisasi baterai dengan sistem penukaran akan memudahkan masyarakat untuk melakukan mobilitas menggunakan motor listrik.
Dia pun mengakui untuk menetapkan standarisasi baterai motor listrik tidaklah mudah karena kesepakatan harus dibuat antara Kemenperin, produsen motor listrik, dan juga termasuk para produsen baterai.
Baca Juga
“Pada suatu saat dan kami harap tidak dalam waktu yang panjang itu ada standar. Jadi orang beli motor listrik di Aceh atau beli di Jogja dia bisa menggunakan motor listrik ke suatu tempat. Tidak perlu khawatir melakukan swap dimana pun karena baterainya sama,” tuturnya.
Dalam pembukaan acara Indonesia Motorcycle Show (IMOS+) 2023, Agus mengatakan salah satu tantangan dari industri motor listrik adalah menetapkan standarisasi baterai. Menurutnya standarisasi baterai diperlukan untuk membuat para calon konsumen lebih nyaman.
Dia pun menyebut sudah memberikan arahan kepada jajaran pejabat Kemenperin untuk memulai komunikasi dengan para produsen untuk merumuskan standarisasi baterai motor listrik.
“Cepat atau lambat kita harus punya standar dari motor listrik,” katanya dalam pembukaan IMOS+ 2023 pada 25 Agustus 2023.