Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan (Zulhas) merayu produsen kendaraan listrik (electric vehicle/EV) asal China, NIO dan CRRC untuk produksi di Indonesia.
Zulhas optimistis penjajakan pengembangan EV dengan China dapat mewujudkan komitmen Indonesia menuju net zero emission dan percepatan dekarbonisasi.
"Indonesia berkomitmen kuat dalam mengembangkan ekosistem EV. Kami bertemu dengan produsen EV China dan menjajaki berbagai kemungkinan," ujar Zulhas saat bertemu Direktur Finansial NIO Steven Weng dan Wakil Presiden China Railway Rolling Stock Corporation - Electric Vehicle (CRRC EV) Zang Wei di Beijing, China, dikutip dalam keterangan resmi, Rabu (18/10/2023).
Zulhas yang juga menjabat sebagai Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) ini pun membeberkan bahwa pihak Indonesia menawarkan diri untuk memfasilitasi investasi NIO dan CRRC EV di Indonesia.
Dia pun meyakinkan calon investor asal Negeri Tirai Bambu itu bahwa kondisi politik Indonesia masih tetap stabil dan adanya potensi ekonomi yang terus tumbuh.
"Berbagai insentif yang disediakan akan menciptakan momentum yang tepat untuk perusahaan EV dalam mengembangkan bisnis mereka di Indonesia," kata Zulhas.
Baca Juga
Sementara itu, pihak NIO dan CRRC EV dikabarkan menyambut baik tawaran Zulhas untuk berinvestasi di Indonesia. Dua produsen kendaraan listrik itu melihat adanya potensi untuk mengembangkan ekosistem EV di Indonesia.
Zulhas membeberkan, para produsen EV asal China berharap agar dapat menemukan mitra lokal yang tepat untuk ekspansi bisnis mereka di Tanah Air. Dia pun berharap investasi EV oleh China dapat menjadi roda penggerak perkembangan industri EV dalam negeri.
"Saya kembali menegaskan bahwa ini adalah saat yang tepat bagi perusahaan EV China untuk mulai berinvestasi di Indonesia," ujar Zulhas.
Sebagai informasi, Mendag Zulhas menjadi salah satu menteri yang mendampingi Presiden Joko Widodo dalam kunjungan ke Beijing, China untuk menghadiri Forum KTT Kerja Sama Internasional Belt and Road, Forum Bisnis Indonesia - China dan pertemuan dengan Presiden China Xi Jinping sejak 16 - 18 Oktober 2023.