Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Toyota Buka Suara Soal Penghentian Operasi 14 Pabriknya di Jepang

Toyota Global menegaskan penghentian 14 pabriknya di Jepang beberapa waktu lalu bukan karena serangan keamanan atau paparan data yang tidak diinginkan.
Logo Toyota/Reuters-Yuya Shino
Logo Toyota/Reuters-Yuya Shino

Bisnis.com, JAKARTA – Toyota Global akhirnya buka suara mengenai alasan penghentian operasi sementara 14 pabrik perakitan kendaraannya di Jepang pada akhir bulan lalu. Perusahaan menyebutkan bahwa kegagalan sistem komputer akibat ruang penyimpanan yang tidak mencukupi menjadi akar masalahnya.

Berbeda dengan insiden sebelumnya, kali ini tidak terjadi serangan keamanan atau paparan data yang tidak diinginkan. Hal ini dikonfirmasi Toyota melalui unggahan di situs resminya pada Rabu (6/9/2023).

“Kami juga ingin menegaskan kembali bahwa kerusakan sistem ini bukan disebabkan oleh serangan siber, juga meminta maaf kepada semua pihak atas segala kekhawatiran yang ditimbulkan,” demikian tertulis dalam situs resmi Toyota, dikutip Jumat (8/9/2023).

Lebih lanjut, Toyota menjelaskan bahwa kerusakan sistem terjadi akibat sejumlah server yang memproses pesanan suku cadang tiba-tiba tidak tersedia.

Pemeliharaan rutin dilakukan pada server tersebut pada tanggal 27 Agustus, sehari sebelum terjadinya kerusakan. Dijelaskan bahwa ketika sistem sedang menghapus dan mengatur beberapa data yang terakumulasi dalam database sebagai bagian dari pemeliharaan rutin, terjadi kesalahan akibat ruang penyimpanan yang tidak mencukupi.

Sistem tiba-tiba mogok dan kesalahan tersebut terjadi juga pada fungsi pencadangan karena kedua server berjalan pada sistem yang sama. Kesalahan ganda ini akhirnya yang memaksa Toyota menghentikan produksi di seluruh 14 pabriknya di Jepang.

Gangguan tersebut diketahui hanya terjadi dalam satu hari, tetapi Toyota mengalami gangguan produksi pada sekitar 13.000 unit.

Sistem pemesanan suku cadang dan database yang rusak tampaknya telah dipulihkan pada tanggal 29 Agustus, setelah bagian IT perusahaan mentransfer data ke server dengan kapasitas penyimpanan yang lebih besar. Operasi manufaktur segera dilanjutkan pada hari berikutnya. Tindakan penanggulangan kini dilakukan untuk menghindari masalah baru pada operasi database.

Mengutip dari Reuters, Jumat (8/9/2023), sumber internal menyebut kesalahan database Toyota akan merugikan perusahaan secara finansial mengingat output manufaktur dalam negeri meningkat sebesar 29 persen pada paruh pertama tahun ini. Bisnis Toyota berkembang untuk pertama kalinya dalam 2 tahun, tetapi perusahaan kurang memberi perhatian pada pengelolaan cadangan basis data di server sekunder yang jauh dari lingkungan produksi.

Sebelumnya pada Februari 2022, pabrik Toyota di Jepang juga ditutup karena serangan pada rantai pasokan. Serangan peretas juga terjadi pada tahun 2021 melalui anak perusahaan AS, dan hal yang sama terjadi setidaknya tiga kali lagi pada tahun 2019. (Lydia Tesaloni Mangunsong)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Redaksi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper