Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Surplus Neraca Dagang Industri Otomotif Surut 89,13 persen

Sepanjang Januari-Juli 2023 neraca dagang sektor otomotif tercatat mengalami surplus sebesar US$79,67 juta atau setara Rp1,21 triliun
Pekerja menyelesaikan pembuatan komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Suselo Jati
Pekerja menyelesaikan pembuatan komponen otomotif di pabrik PT Dharma Polimetal Tbk. (DRMA) di Cikarang, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (20/9/2022). Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Neraca dagang sektor otomotif tercatat mengalami surplus sebesar US$79,67 juta atau setara Rp1,21 triliun (kurs jisdor Rp15.260) sepanjang Januari-Juli 2023, turun sekitar 89,13 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu atau secara year-on-year (YoY). 

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), kinerja ekspor kendaraan dan bagiannya dengan kode 87 mencapai US$6,35 miliar, naik 7,97 persen secara YoY. Di sisi lain, kinerja untuk impor tercatat mencapai US$6,27 miliar, naik 21,8 persen.

Sementara pada periode yang sama tahun lalu, neraca dagang produk otomotif yang dihimpun dalam kode HS 87 pada Januari-Juli 2022 mengalami surplus US$733,26 juta. Perinciannya ekspor mencapai US$5,88 miliar, sedangkan impor mencapai US$5,15 miliar.

Adapun impor dari China mencapai US$1,19 miliar mengalami peningkatan 9,6 persen secara YoY dari US$1,09 miliar. Hal serupa pun terjadi pada impor Thailand yang naik 16,22 persen dari US$898,41 juta menjadi US$1,04 miliar.

Sementara untuk impor dari Jepang mengalami penurunan 5,05 persen dari US$1,63 miliar menjadi US$1,55 miliar.

Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Kukuh Kumara mengatakan bahwa industri kendaraan bermotor sudah swasembada atau mampu mencukupi kebutuhan sendiri.

Dia pun mengatakan ekspor juga harus ditumbuhkembangkan sambil dijaga daya saingnya agar jangan sampai ada investor yang sudah melakukan investasi justru malah meninggalkan Tanah Air.

“Ekspor harus ditumbuh kembangkan dan terus harus dijaga competitivenes-nya. Jangan sampai orang yang sudah invest kabur, sedangkan yang mau investasi harus betul-betul realisasinya. Itu yang kami inginkan harus bertumbuh kembang untuk ekspornya,” ujar Kukuh kepada Bisnis, Selasa (5/9/2023).

Lebih lanjut, dia juga berharap ekspor kendaraan dari Indonesia dapat mencapai 500.000 unit pada 2023, sehingga memberikan kepercayaan diri bagi para investor bahwa Indonesia memiliki potensi.

Selain itu, dia menyebut industri otomotif juga berkaitan dengan pertumbuhan perekonomian Indonesia. Jika perekonomian dapat tumbuh di atas 5 persen, maka geliat penjualan industri otomotif pun juga akan meningkat.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper