Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) menilai keputusan China yang melarang ekspor logam galium dan germanium yang digunakan untuk semikonduktor dapat berdampak secara tidak langsung terhadap kinerja perseroan.
Direktur Keuangan Garuda Metalindo Anthony Wijaya mengatakan larangan ekspor logam tersebut berpotensi menghambat rantai pasokan semikonduktor sehingga mempengaruhi kinerja meski tidak secara langsung.
“Jika pabrikan otomotif terhambat, maka tentunya kami juga akan terkena dampaknya,” ujar Anthony kepada Bisnis, Kamis (3/8/2023).
Larangan tersebut, menurutnya, dapat berdampak terhadap pasokan semikonductor yang mempengaruhi para pabrikan mobil dan motor, yang akan menghambat volume produksi otomotif sendiri.
Adapun Garuda Metalindo sejatinya tidak menggunakan material semikonduktor, sehingga dampak larangan ekspor logam galium dan germanium tidak dirasakan secara langsung oleh perseroan.
“Tergantung rantai pasokan semikonduktor para pabrikan otomotif apakah mereka terdampak atau tidak,” tuturnya.
Baca Juga
Sebagai informasi, Garuda Metalindo merupakan emiten yang bergerak dalam bidang alat, komponen, dan sub komponen otomotif.
Per semester I/2023, Garuda Metalindo mencatatkan penjualan senilai Rp765,35 miliar atau naik 16,17 persen dari Rp658,76 miliar secara year-on-year (YoY).
Secara rinci, penjualan suku cadang motor mencapai Rp271,73 miliar, suku cadang mobil sebesar Rp81,07 miliar, dan industri lainnya mencapai Rp412,53 miliar.
Garuda Metalindo juga membukukan laba netto yang dapat diatribusikan kepada entitas induk sebesar Rp65,32 miliar, naik 986 persen dari Rp6,01 miliar secara YoY.