Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BMW Indonesia Kaji Penggunaan BBM Bioetanol untuk Produknya

BMW Indonesia masih perlu mengkaji penggunaan bensin dengan campuran bioetanol 5 persen (E5), seperti Pertamax Green 95 pada produk keluarannya.
BMW Seri 5. /BMW
BMW Seri 5. /BMW

Bisnis.com, JAKARTA — BMW Indonesia tengah mengkaji potensi penggunaan bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin dengan campuran bioetanol 5 persen (E5) pada produk keluarannya.

Product Manager BMW Indonesia Anindyanto Dwikumoro mengatakan, pihaknya belum mendapatkan penjelasan teknis secara detail dari produk BBM terbaru Pertamina, yakni Pertamax Green 95 yang merupakan bahan bakar bensin dengan campuran bioetanol 5 persen.

“Kami belum mendapatkan banyak detail juga soal teknisnya si Pertamax Green ini. Jadi, kami perlu waktu untuk lebih dalam lagi,” tuturnya di Jakarta dikutip Minggu (30/7/2023).

Dia mengatakan, secara umum produk dari BMW dapat menenggak bahan bakar bensin dengan rekomendasi minimal RON 95. Akan tetapi, dia belum dapat memastikan apakah Pertamax Green dapat ditenggak oleh produk-produk BMW.

Lebih lanjut, dia mengatakan, pihaknya masih akan melakukan studi lebih lanjut mengenai bauran bioetanol 5 persen tersebut, seperti ketika bahan bakar diesel mendapat campuran biodiesel.

“[Biodiesel] itu kami bisa rekomendasi di maksimum B7, sementara untuk mesin bensin kita masih kurang tahu teknisnya seperti apa untuk batasan bio-nya,” ujarnya.

Adapun, Pertamina telah resmi mulai menjual produk Pertamax Green 95 dengan nilai oktan (RON) 95. Harganya dibanderol  Rp13.500 per liter.

Direktur Utama PT Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan memproyeksikan permintaan Pertamax Green di Pulau Jawa mencapai lebih dari 90.000 kiloliter (kl) per tahun dengan asumsi saat ini. 

Meski demikian, target penjualan untuk Pertamax Green masih terbatas pada tahun ini dengan target hanya sekitar 400 liter per hari. Fokus penjualan Pertamax Green 95 masih terletak pada sejumlah stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Surabaya dan Jakarta. 

“Jadi untuk volumenya sendiri memang kami menargetkan sekitar 400 liter per hari untuk di kedua wilayah tersebut, memang lebih kurang mungkin sekitar 700 sampai 1.000 liter per hari,” kata dia.

Kapasitas produksi etanol dari sisi hulu berada di level 30.000 kiloliter setiap tahunnya, sedangkan kebutuhan etanol dari sisi hulu yang bakal terserap saat ini masih berada di level 12.000 kiloliter.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper