Bisnis.com, JAKARTA – Produsen mobil listrik asal China, BYD akan menginvestasikan sekitar US$620 juta di Brasil atau senilai Rp9,3 triliun mengacu pada asumsi kurs Rp15.014 per dolar AS.
Dilansir Reuters, Rabu (5/7/2023) kucuran dana tersebut bertujuan untuk meningkatkan produksi lokal pabrik di kompleks industri baru di timur laut Brasil, dan memberikan harga yang lebih kompetitif.
Nantinya, kawasan tersebut akan dibangun di kawasan industri Camacari di negara bagian timur laut Bahia, di tanah yang sebelumnya ditempati oleh pabrik Ford yang ditutup pada 2021.
Pengumuman ini muncul setelah pemerintah Brasil memberi insentif kepada BYD untuk membangun hub mobil listrik baru setelah Ford menutup pabriknya di negara bagian tersebut.
Perinciannya, produsen mobil listrik saingan Tesla ini akan memiliki tiga pabrik yang memiliki fungsi berbeda-beda. Pabrik pertama akan difungsikan untuk produksi sasis untuk bus dan truk listrik.
Kemudian, fasilitas kedua akan difokuskan pada mobil hibrida dan listrik dengan produksi awal diperkirakan mencapai 150.000 mobil per tahun, sedangkan pabrik ketiga akan mengolah litium dan besi fosfat untuk pasar luar negeri.
Baca Juga
Adapun kompleks itu akan menghasilkan lebih dari 5.000 pekerjaan, dam operasi di pabrik diharapkan akan dimulai pada pertengahan 2024.
Sementara di Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), Luhut B. Pandjaitan, telah melakukan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Republik Indonesia dengan Raksasa Mobil Listrik BYD di Shenzhen, Tiongkok pada akhir Mei 2023.
Penandatanganan tersebut bertujuan untuk menjajaki potensi investasi antara Indonesia dan China dalam bidang kendaraan listrik. Apalagi, kata Luhut, Indonesia memiliki modal Sumber Daya Alam (SDA) yang melimpah untuk mengembangkan industri kendaraan listrik di dalam negeri.
Terbaru, Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita bakal mengunjungi langsung markas pembuat mobil listrik ternama asal China, yakni BYD. Kunjungan ini dimaksudkan untuk membuka peluang kolaborasi agar Indonesia bisa menjadi menjadi pemain industri utama dalam ekosistem kendaraan listrik.
“Hal ini juga sejalan dengan visi mewujudkan Asean yang lebih hijau dan berkelanjutan melalui keterlibatan sektor swasta yang aktif dan dengan orkestrasi kawasan yang terkoordinasi,” kata Agus.