Bisnis.com, JAKARTA - Produsen mobil listrik, PT Aletra Mobil Nusantara blak-blakan menyampaikan strategi perseroan dalam mengakselerasi penjualan mobil listrik berbasis baterai (battery electric vehicle/BEV) di Indonesia.
Chairman & Founder Aletra, Megusdyan Susanto mengakui bahwa persaingan di pasar mobil listrik BEV di Tanah Air sangat ketat. Pasalnya, sudah terdapat banyak merek yang mayoritas didominasi oleh pabrikan China, seperti BYD, Chery hingga Wuling.
“Kalau kita lihat memang terjadi peruncingan dari persaingan yang semakin ketat. Tetapi kami sebagai suatu perusahaan yang fokus di EV memang kami harus hadapi dengan segala keunggulan dan segmentasi kami,” ujar Megusdyan saat ditemui di Jakarta Pusat, Selasa (17/6/2025).
Perlu diketahui, Aletra kini baru mempunyai satu model multi-purpose vehicle (MPV) listrik andalannya, yakni Aletra L8 yang harganya dibanderol mulai Rp468 juta.
Model tersebut perdana diluncurkan di pameran otomotif Gaikindo Jakarta Auto Week (GJAW) pada 22 November hingga 1 Desember 2024 di ICE BSD Tangerang.
Adapun, Aletra L8 EV hadir dalam 2 varian baterai yaitu varian untuk jarak tempuh pendek di 415 km dan varian untuk jarak tempuh panjang di 540 km.
Baca Juga
Lebih lanjut dia mengatakan, perseroan juga telah menyiapkan strategi dengan memperluas jaringan dealer dan layanan purnajual. Aletra menargetkan untuk membangun 15 dealer hingga akhir 2025, yang berlokasi di Jakarta, Bandung, Bekasi, Pekanbaru hingga Batam.
Tak hanya itu, Aletra juga berkomitmen untuk merakit mobil listrik secara lokal melalui fasilitas perakitan di Purwakarta, Jawa Barat, yang dikelola oleh PT Handal Indonesia Motor (HIM).
Sejak perdana debut di GJAW 2024, Aletra mengklaim pemesanan L8 sudah tembus sekitar 700 unit. Salah satu konsumen terbesarnya ialah bos jalan tol, Jusuf Hamka yang telah memborong 150 unit mobil listrik Aletra L8 EV pada saat penutupan pameran GJAW tahun lalu, yakni 1 Desember 2024.
Kala itu, Jusuf Hamka mengatakan mobil listrik Aletra L8 EV nantinya akan digunakan untuk kendaraan operasional perusahaan tol miliknya, yakni PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. (CMNP).
Bahkan, Aletra juga menggandeng manufaktur asal China, Zhejiang Yoening Technology Group untuk mengembangkan baterai kendaraan listrik. Menurutnya, hal itu untuk memenuhi aturan tingkat komponen dalam negeri (TKDN) 40% pada 2025 sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan insentif dari pemerintah.
"Progresnya berjalan dengan baik, yang pasti ada perakitan baterai di Indonesia. Jadi bukan baterai langsung dipasang secara CKD, tetapi ada perakitan lagi di Indonesia untuk memenuhi TKDN,” pungkasnya.